TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) untuk bisa ditempatkan bekerja di Korea.
Dimana, melalui kegiatan preliminary training atau orientasi pra pemberangkatan ini, diharapkan para CPMI yang tertunda keberangkatannya sejak tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 bisa semakin siap bekerja.
Ada pun sebanyak 5.800 CPMI yang tertunda selama 2 tahun, dan kurang lebih 1.600 sudah di berangkatkan. Maka kurang lebih masih ada 4.200 an yang belum diberangkatkan.
Hal itu disampaikan Benny saat sambutan preliminary training bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke Korea di Kinasih Resort Depok, Jawa Barat, Rabu (20/4/2022).
"Mereka harus mengikuti tahapan-tahapan Prelim, kemudian sesudah itu, play visa, kemudian pemberkasan, pengusulan name tag, dan setelah itu terbang," kata Benny.
Diketahui, pelaksanaan preliminary training ini diselenggarakan di empat kota besar yakni Semarang, Depok, Jakarta, dan Cirebon, yang berlangsung dari tanggal 18-25 April 2022, jumlahnya dapat mencapai 1.060 orang.
Benny menambahkan, di dalam preliminary training ini, para CPMI yang sebelum berangkat ke Korea akan diberikan pembinaan secara mendalam tentang berbagai materi sesuai kurikulum.
Termasuk pemantapan ideologi dan bagaimana mengenal budaya, kultur negara yang mereka datangi dan bekerja di sana.
Baca juga: Kepala BP2MI Harap Kapal Pengirim PMI Secara Ilegal Ditenggelamkan seperti Cara Susi Pudjiastuti
"Termasuk terhadap pengetahuan terhadap UU ketenagakerjaan di negara setempat itu juga diberikan kepada mereka," tambahnya.
Nantinya, para CPMI yang lolos tahapan persiapan ini akan ditempatkan bekerja pada sektor fishing dan manufaktur di Korea.
Benny juga menyebut, mereka yang akan lolos dan diberangkatkan ke Korea, secara otomatis akan menjadi duta pariwisata Indonesia.
Dimana, mereka akan mendapat tugas memperkenalkan wisata premium serta super prioritas di Indonesia saat bekerja di Korea.
"Yaa kalau setiap tahun 270 ribu berangkat, dan setiap mereka mengkampanyekan kepada 5-10 orang, berarti sudah jutaan orang yang akan mengenal destinasi wisata premium Indonesia. Dan dari katakan dari 1 juta itu, yang datang 5-10 persen saja ke Indonesia karena tertarik dengan kampanye yang mereka lakukan oleh duta pariwisata kan itu sudah sangat menguntungkan, membantu Indonesia dari sektor pariwisata," kata Benny.
Maka dari itu, Benny mengatakan bahwa dibukanya kembali Korea menerima pekerja dari Indonesia, menjadi momentum dan peluang Indonesia untuk sebanyak-banyaknya menempatkan pekerjanya.
"Di 2022 kita sudah masuk ke tahap pendaftaran. Jadi 5.800 kita berangkatkan kemudian kita menerima pendaftaran angkanya cukup tinggi 19.993. Mereka juga harus mengikuti proses dan mudah-mudahan yang lulus tes bahasa itu bisa lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," jelas Benny.