Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Mahasiwa dari beragam universitas di Indonesia kembali menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada hari ini Kamis (21/4/2022).
Namun, nyatanya aksi unjuk rasa mereka tak mendapatkan respons langsung dari Presiden Joko Widodo atau Wakil Presiden Ma'ruf Amin, seperti yang mereka inginkan.
Para mahasiswa pun mengungkapkan rasa kekecewaannya pada presiden dan wakil presiden.
Kekecewaan tersebut salah satunya diungkapkan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Bayu Satria.
Baca juga: Ketika Mahasiswa Peserta Demo 21 April Kembali ke IRTI Monas Jelang Berbuka Puasa
Bayu menegaskan, aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa pada hari ini tidaklah gagal dan berujung sia-sia.
Meskipun, mahasiswa tidak bisa bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.
"Kita memang tidak bertemu dengan Bapak Joko Widodo atau Bapak Ma'ruf Amin, tapi bukan berarti perjuangan kita hari ini gagal, bukan berarti perjuangan kita hari ini sia-sia," kata Bayu, Kamis, dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, Bayu mengatakan maksud dan tujuan aksi aliansi mahasiwa pada Kamis, adalah untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada Presiden Jokowi.
Baca juga: Polisi Fasilitasi Peserta Demo 21 April yang Kebingungan Pulang
Bayu juga menyebut bahwa aksi mahasiswa ini mewakili masyarakat Indonesia, tapi nyatanya Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin masih belum mau menemui mereka.
Meski demikian, Bayu menegaskan mereka akan terus melakukan aksi unjuk rasa lanjutan secara serempak di berbagai wilayah di Indonesia.
"Kita akan buat Indonesia marah atas ketidaksanggupan negara mendengarkan aspirasi rakyatnya. Kita ingatkan, kita akan menyebarkan kolektif, menyambungkan ke seluruh gerakan elemen masyarakat dan kita akan pastikan kita akan membanjiri jalanan," ucap Bayu.
Baca juga: Massa Demo 21 April di Patung Kuda Mulai Bubarkan Diri: Terima Kasih Sudah Menyepelekan Kami!
Tujuh Tuntutan Demo Mahasiswa 21 April 2022
1. Tindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
2. Turunkan harga kebutuhan pokok dan atasi ketimpangan ekonomi.