Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI yang juga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri silaturahmi dengan ulama, pimpinan ormas, akademisi, dan cendikiawan masyarakat Jawa Barat di Gedung Yayasan Darul Hikam, Bandung, Sabtu (23/4/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Muzani menekankan mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan.
Menurut Muzani, besarnya persoalan bangsa Indonesia dalam menghadapi Covid-19 adalah bukti nyata jika kita bersatu dalam menghadapi masalah tersebut dan akhirnya persoalan itu dapat diatasi.
Baca juga: Survei SMRC: Duet Prabowo-Puan Berpotensi Paling Kuat
Baca juga: Jokowi Tegur Para Menterinya, PB HMI: Konsistensi Kabinet untuk Bekerja Harus Dikedepankan
Karena itu, sebagai negara besar kita harus memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi persatuan. Dengan persatuan negara akan menjadi kuat.
"Itulah mengapa Pak Prabowo lebih memilih untuk menjaga persatuan bangsa seusai pilpres 2019. Pembelahan yang mengancam persatuan bangsa amatlah nyata dan Pak Prabowo tidak mau bangsa ini terbelah, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah. Karena itu beliau memutuskan untuk menjaga persatuan ini dengan bersama-sama membangun pemerintah di bawah kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Muzani, dalam keterangannya seperti dikutip Minggu (24/4/2022).
Muzani mengatakan, memang keputusan ini tidaklah populer. Sampai sekarang sering disalahpahami, disalah mengerti, bahkan Prabowo juga sering dimaki sampai dicaci.
Namun hal itu adalah harga sebuah persatuan dan akhirnya seuasana kondusif terjadi sampai sekarang. Apalagi ketika kita menghadapi pandemi Covid-19, kerukunan dan kebersamaan sangat kita rasakan.
Muzani menyebut, pemimpin-pemimpin Indonesia terdahulu telah memberi teladang penting dalam menjaga persatuan bangsa.
Sebagai contoh Bung Karno memilih meninggalkan Istana Bogor daripada melawan rezim Orde Baru ketika itu. Meskipun kekuatan Soekarnois amatlah memungkinkan untuk melawan.
Demikian juga Presiden Soeharto memilih mundur ketika desakan demonstran begitu masif memintanya lengser. Padahal, ABRI dan Polri masih berada di belakangnya. Begitupun dengan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang memilih meninggalkan Istana Negara.
"Semua itu dilakukan untuk tetap menjaga persatuan bangsa dan menghindari pertumpahan darah, agar persatuan bangsa kita yang dibangun susah payah dapat tetap terjaga," ujar Muzani.
Menurut Muzani, Jawa Barat telah memberi dukungan yang sangat berarti kepada Prabowo maupun Gerindra dalam Pileg dan Pilpres 2019.
Sehingga tanggung jawab Gerindra dalam menjaga komunikasi antara masyarakat Jawa Barat harus tetap terjaga.
Dia meyakini kedewasaan masyarakat Jawa Barat dalam menerima kenyataan politik akan mengutamakan persatuan bangsa di atas segala-galanya. Meskipun pada awalnya keputusan itu mendapat pro dan kontra.
"Pak Prabowo menyampaikan terimakasih, dukungan masyarakat Jawa Barat hebatnya tiada tara. Harapan dari para petani, nelayan, pedagang, ulama, habaib, jawara, cendirikan dan semua telah memperkuat posisinya," ujar Muzani.
"Namun, tidak mungkin perbedaan antara 01 dan 02 itu terus dipelihara, karena kita harus menyongsong masa depan. Keputusan itu diambil Pak Prabowo semata-mata hanya untuk menjaga persatuan kesatuan rakyat dan bangsa dan itu kita rasakan sampai saat ini," lanjut Muzani.
Kemudian Muzani mencontohkan keteladanan pemimpin negara-negara di dunia seperti Presiden Palestina Yasser Arafat.
Presiden Arafat pernah berpidato, ambilah sebagian meski kita tidak bisa mempertahankan semua. Pernyataan itu disampaikan Yasser Arafat ketika pada akhirnya dia harus berdamai dengan Israel dan Palestina hanya mendapatkan sebagian dari tanah yang diperjuangkannya.
"Ambilah sebagian, meski kita tidak bisa memiliki semua. Itulah pidato yang pernah disampaikan Presiden Palestina Yasser Arafat. Itulah yang disampaikan Yasser Arafat ketika ingin berdamai dengan Israel. Dia memahami bahwa sebagai pemimpin dia harus mengambil keputusan terbaik di tengah kondisi Palestina yang terus menerus di bawah aneksasi Israel," katanya.
"Semangat itulah yang dilakukan Pak Prabowo. Jabatannya sebagai Menteri Pertahanan bisa digunakan untuk memperkuat pertahanan negara. Sebagai Menhan, beliau tiada henti untuk terus meperkuat pertahanan negara, apalagi dalam keamanan dunia yang tidak menentu seusai invasi Rusia ke Ukraina," pungkasnya.