TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Charta Politika Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat yang menyatakan puas terhadap kinerja menteri kabinet Indonesia Maju Jokowi hanya 50,1 persen.
Sedangkan, 42,9 persen menyatakan tidak puas.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, bahwa hasil itu tidak linier dengan capaian kerja Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang mencapai 62 persen.
Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya dalam rilis survei Evaluasi Kebijakan Pemerintah dan Peluang Kandidat Capres-Cawapres 2024 secara virtual, Senin (25/4/2022).
"Penilaian terhadap kinerja menteri kabinet Indonesia maju, ada gab yang sangat besar 50,1 persen yang menyatakan puas. 42,9 persen menyatakan tidak puas," kata Yunarto.
Yunarto pun mengatakan, pihaknya melakukan pengkajian ulang dan menanyakan kepada publik apakah setuju atau tidak setuju jika Presiden Jokowi kembali melakukan reshuffle kabinet menteri.
Hasilnya, hampir mayoritas responden menyatakan setuju jika dilakukan reshuffle kabinet.
Baca juga: Survei Charta Politika: 62,9 Persen Publik Puas Terhadap Kinerja Pemerintah Jokowi-Maruf
"68,5 persen menyatakan setuju dan hanya 18,2 persen tidak setuju. 14,3 persen tidak tahu tidak jawab," ucap Yunarto.
Menurutnya, ketidakpuasan atas kinerja menteri ini salah satunya disebabkan kinerja penilaian buruk dari masyarakat terhadap kinerja menteri dan jauh lebih buruk dari kinerja dari Presiden.
"Ini catatat apabila betul reshuffle kabinet dianggap bisa menjawab persoalan dan orang-orant yang hadir bisa mempuni, ini jadi stimulus kepercayaan publik terhadap kinerja menteri," jelas Yunarto.
Sebagai informasi, Survei Charta Politika Indonesia melibatkan 1.220 responden yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun periode survei dilakukan pada 10-17 April 2022 dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.