Ketegangan memuncak menjadi kekerasan di bulan Ramadhan, termasuk lempar batu antara kelompok Hindu dan Muslim.
Pengkhotbah Muslim memperingatkan umat untuk tetap waspada selama Idul Fitri.
"Muslim India secara proaktif mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi yang terburuk," kata Ovais Sultan Khan, seorang aktivis hak asasi manusia.
"Tidak ada yang seperti dulu bagi umat Islam di India, termasuk Idul Fitri," tambahnya.
Namun, banyak Muslim di tempat lain bersukacita dalam menghidupkan kembali ritual yang terganggu oleh pembatasan pandemi.
Baca juga: Khusyuknya Pelaksanaan Salat Idul Fitri 1443 H di Gumuk Pasir Yogyakarta
Malaysia
Muslim di Malaysia juga dalam suasana perayaan setelah pembatasan negara mereka dibuka kembali sepenuhnya dan protokol kesehatan semakin dilonggarkan.
Bazaar Ramadhan dan pusat perbelanjaan telah dipenuhi pembeli menjelang Idul Fitri dan banyak yang melakukan perjalanan ke kota asal mereka.
"Merupakan berkah bahwa kami sekarang dapat kembali merayakannya," kata manajer penjualan Fairuz Mohamad Talib, yang bekerja di Kuala Lumpur.
Keluarganya akan merayakan di desa istrinya setelah dua tahun berpisah karena pembatasan perjalanan sebelumnya.
Di sana, kata dia, mereka akan mengunjungi tetangga setelah salat Idul Fitri, melantunkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad, dan berbagi makanan di setiap jalan.
"Ini bukan tentang pesta tapi tentang berkumpul," katanya menjelang liburan.
Dengan masih memikirkan Covid-19, ia mengatakan keluarganya akan mengambil tindakan pencegahan seperti memakai masker selama kunjungan.
(Tribunnews.com/Maliana)