Adapun untuk pembakaran dupa, sambung Andrean, ialah sebagai simbol doa umat Buddha.
Dia menjelaskan makna filosofis pembakaran dupa ialah jika perbuatan baik akan diketahui atau tercium baunya oleh orang lain, begitu pula pada perbuatan buruk manusia.
Kemudian penyajian buah adalah lambang dari karma.
Itu adalah bentuk filosofis tabur tuai yang didapatkan manusia.
“Kalau buah itu lambang dari buah karma, karena apa yang kita tanam itu yang akan kita petik,” ucap Andrean.
Sementara pemberian bunga pun punya makna tersendiri. Andrean menjelaskan, bunga dalam bahasa pali punya makna anica.
Anica secara terpisah A punya arti tidak, sedangkan Nica punya arti kekal.
Jadi makna pemberian bunga punya makna kehidupan manusia yang punya masa atau tidak kekal.
“Begitupun kita, pasti akan sakit, akan tua, akan meninggal. Jadi segala sesuatu yang berkondisi di hidup ini pasti enggak kekal,” kata Andrean.