TRIBUNNEWS.COM - Hari Buku Nasional diperingati pada tanggal 17 Mei.
Pemilihan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional ini sebenarnya merupakan ide dari Menteri Pendidikan saat itu.
Pada 2002 lalu, Menteri Pendidikan dari Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fajar mencetuskan ide Hari Buku Nasional ini, dikutip dari Bobo Grid.
Tujuan Menteri Pendidikan Abdul Malik saat itu menetapkan Hari Buku Nasional adalah untuk meningkatkan minat baca.
Saat itu, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, yaitu rata-ratanya hanya sekitar 18.000 judul buku per tahun.
Jika dibandingkan dengan Tiongkok, Indonesia tertinggal sangat jauh.
Rata-rata minat baca masyarakat Tiongkok adalah 140.000 judul buku per tahun.
Untuk lebih meningkatkan semangat membaca buku, mari simak resensi novel sastra klasik dari penulis Indonesia dan mancanegara berikut ini.
Baca juga: Hari Buku Nasional Diperingati Tanggal 17 Mei, Simak Sejarah dan Kumpulan Ucapan Hari Buku Nasional
Novel Sastra Klasik Indonesia dan Luar Negeri
1. Tetralogi Pulau Buru - Pramoedya Ananta Toer
Tetralogi Pulau Buru merupakan series yang terdiri dari empat buku yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer selama menjadi tahanan politik di Pulau Buru.
Keempat buku ini menceritakan perjalanan panjang tokoh TAS alias Minke pada masa penjajahan Belanda.
Judul keempat buku tersebut adalah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Seri pertama hingga ketiga menggunakan sudut pandang Minke, kemudian pada seri keempat mengambil sudut pandang seorang pejabat di pemerintahan Belanda.
Novel ini cocok dibaca untuk kamu yang ingin mengetahui keadaan Indonesia Pra-kemerdekaan.
2. Anak Bajang Menggiring Angin - Sindhunata
Untuk kamu yang menyukai cerita wayang Ramayana, buku ini adalah bacaan yang cocok untukmu.
Anak Bajang Menggiring Angin menceritakan kisah cinta Rama dan Sinta.
Selain itu, Sindhunata juga menulis kelahiran Rahwana dengan gaya bahasa yang halus dan mengandung unsur sastra jawa.
Buku ini cocok dibaca untuk kamu yang ingin mengetahui kisah pewayangan dan budaya Jawa.
3. Pulang - Leila S. Chudori
Novel berjudul Pulang ini menceritakan kisah empat pemuda yang tertahan di Perancis selama puluhan tahun karena dicap sebagai tahanan politik di Indonesia.
Mereka tidak diizinkan masuk ke Indonesia karena diduga sebagai simpatisan Komunis.
Novel ini diceritakan dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Selain nilai sejarah dari sudut pandang keluarga korban pengasingan terduga Komunis, novel ini juga mengambil latar Penembakan Trisakti 1998.
Baca juga: 33 Quotes Hari Buku Nasional dari Penulis: JK Rowling, Stephen King, Oscar Wilde, Ernest Hemingway
4. Cerita dari Digul - Pramoedya Ananta Toer
Cerita dari Digul adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika berada di kamp tapol di Boven Digul, Papua.
Buku ini terdiri dari lima kisah yang masing-masing berlatar waktu pra kemerdekaan.
Pembuangan orang ke Boven Digul ini terjadi saat masa kolonial Belanda.
Cerita dari Digul cocok dibaca untuk kamu yang penasaran dengan keadaan para tapol di era pemerintahan Belanda.
5. Orang-orang Bloomington - Budi Darma
Buku berjudul Orang-orang Bloomington ini merupakan kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Budi Darma.
Antologi cerpen ini terdiri dari lima cerita.
Seperti judulnya, latar tempat dari antologi ini adalah Bloomington, sebuah wilayah di Amerika Serikat.
Yang unik dari karya sastra ini adalah setiap cerpen diberi judul nama tokoh yang diceritakan dalam cerpen.
Buku ini cocok untuk kamu yang mencari bacaan ringan yang dapat membangkitkan semangat membaca.
Baca juga: Link Twibbon Hari Buku Nasional 17 Mei 2022, Lengkap dengan Cara Buat dan Bagikan ke Media Sosial
6. Anna Karenina - Leo Tolstoy
Anna Karenina adalah novel klasik karya Leo Tolstoy yang menceritakan tentang seorang istri dari Alexandrovich Karenin, seorang kaum borjuis Rusia.
Novel Rusia ini mengandung makna tersirat terhadap kaum borjuis di Rusia saat itu.
Anna, yang sudah memiliki suami, berselingkuh dengan seorang pria muda bernama Aleksei Vronski.
Konflik dalam novel ini cukup kompleks, namun Tolstoy dapat menggambarkannya dengan detail dan nyata.
Novel ini cocok dibaca untuk kamu yang ingin mencari bacaan tentang cinta yang berakhir tragis.
7. The Great Gatsby - F. Scott Fitzgerald
The Great Gatbsy adalah satu dari sekian novel canon yang selalu digemari banyak pecinta sastra diseluruh dunia.
Novel ini menceritakan kisah seorang perwira rendahan yang jatuh cinta pada seorang wanita dari keluarga kaya.
Sayangnya kisah mereka berakhir saat Gatsby tiba-tiba pergi, dan muncul bertahun-tahun kemudian setelah sang gadis menikah.
The Great Gatsby sangat cocok dibaca untuk kamu yang percaya cinta tidak bisa bertahan tanpa materi.
Novel ini memiliki ending yang sangat mengejutkan.
7. No Longer Human - Osamu Dazai
No Longer Human adalah karya Osamu Dazai, seorang sastrawan asal Jepang.
Novel ini menceritakan kisah seorang mahasiswa bernama Yozo yang kehilangan kemampuannya merasakan perasaan sebagai manusia.
Yozo mengalami kejadian panjang yang membuatnya selalu berakhir menyedihkan setelah menjalin kasih dengan seorang wanita.
Novel ini mengambil latar kota Tokyo dan menggambarkan pandangan masyarakat Jepang tentang tujuan hidup.
8. Misery - Stephen King
Novel Misery adalah novel horor thriller yang menceritakan kisah tentang seorang penulis novel terkenal bernama Paul yang disekap di rumah seorang fans fanatik bernama Annie.
Dalam kesehariannya, Paul mengalami teror yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Novelnya yang berjudul Misery ternyata menjadi objek yang membawa mimpi buruk sejak bertemu Annie.
Misery cocok dibaca untuk kamu yang mencari bacaan berbahasa Inggris yang mudah dimengerti.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(BoboGrid.id/Cirana Merisa)
Artikel lain terkait Hari Buku Nasional