Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (25/5/2022).
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia siap berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mitigasi bencana.
Menurutnya, sebagai negara rawan bencana, Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia.
Namun Indonesia juga sangat ingin belajar dari pengalaman internasional.
Baca juga: Presiden Jokowi akan Hadiri GPDRR 2022 di Bali
“Pengurangan risiko bencana investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan. Karena itu kami menegaskan komitmen Indonesia untuk melaksanakan kerangka kerja Sendai serta komitmen internasional lainnya,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan negara rawan bencana.
Pada tahun 2002 per (23/5) terjadi bencana sebanyak 1.613 dan rata-rata dalam sebulan terjadi 500 kali gempa skala kecil maupun besar.
Gempa besar disertai tsunami terakhir yang terbesar terjadi di Palu tahun 2018, sebanyak 2113 orang meninggal dunia.
Baca juga: Patroli Pakai Motor, Kakorlantas Cek Rute untuk Delegasi GPDRR 2022 dan G20 di Bali
Indonesia memiliki 139 gunung api aktif, letusan gunung berapi juga mengancam masyarakat Indonesia. Sepanjang 2015 hingga 2021 tercatat ada 121 letusan gunung berapi di Indonesia.
Kebakaran hutan dan lahan juga merupakan ancaman bagi Indonesia, dimana di tahun 1997-1998 merupakan kebakaran hutan yang terbesar yang pernah dialami Indonesia
“Kebakaran ini menghanguskan lebih dari 10 juta hektar lahan yang tersebar di Indonesia,” ujar Jokowi.
Dengan berbagai upaya kebakaran hutan dan lahan bisa ditekan seminimal mungkin dan tahun 2021 Indonesia telah berhasil merestorasi lahan gambut seluas 3,4 juta hektar.
Indonesia berhasil menjaga dan revitalisasi hutan mangrove yang luasnya lebih dari 20 % total area mangrove dunia, atau sekitar 3,3 juta.