Menurut Litbang Pertanian, kebutuhan air sorgum hanya sedikit, separuh kebutuhan air jagung dan sepertiga kebutuhan air tebu.
Selain itu, tanaman sorgum juga tahan pada lahan marjinal seperti lahan masam, asin dan basa, dapat tumbuh pada tanah miring, dan lebih tahan hama penyakit.
Tanaman sorgum memiliki jenis daun yang berbentuk mirip seperti daun jagung, tetapi daun sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang berfungsi untuk menahan penguapan air dari dalam tubuh tanaman.
Dalam sorgum terdapat rangkaian bunga yang berada pada bagian ujung tanaman yang kemudian bunga ini akan menjadi bulir-bulit sorgum.
Baca juga: Moeldoko: saatnya Sorgum Dibudidayakan Luas
Baca juga: Moeldoko: Jadikan Sumba Sebagai Pulau Sorgum
Diversifikasi Pangan
Sorgum menjadi salah satu komoditas potensial yang dapat dikembangkan mendukung program diversifikasi pangan dan energi di Indonesia.
Menurut Litbang Pertanian, semua bagian tanaman ini, mulai dari daun, tangkai, biji, batang, dan akar dapat dimanfaatkan, bisa sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bioetanol.
Sebagai sumber pangan, sorgum mempunyai beragam zat antioksidan, mineral, protein, dan serat penting.
Kandungan fungsional dari sorgum antara lain zat besi, vitamin B1, Vitamin B3, Kalsium, dan lain-lain.
Sorgum juga bisa diolah menjadi tepung dan dimanfaatkan untuk subsitusi terigu selain ubi kayu.
Bagi mereka yang mau diet, sorgum ini baik untuk dikonsumsi karena rendah gula dan baik untuk pencernaan.
Inovasi olahan pangan lainnya dari sorgum adalah olahan pangan dalam bentuk mi.
Mi sorgum merupakan mi berbahan baku sorgum yang diformulasikan dengan pati kasava, air, dan garam, tanpa ada penambahan tepung terigu, sehingga bebas gluten.
Mi sorgum bersifat tahan lama karena dibuat dalam bentuk kering dan dapat dimasak menjadi mi ayam maupun mi goreng seperti layaknya mi berbahan dasar tepung terigu.