Dari segi fungsional, mi sorgum mengandung antioksianin yang berperan sebagai antioksidan dan juga kaya akan serat pangan.
Baca juga: Pekan Pangan Lokal Kenalkan Nikmatnya Kopi Flores dan Olahan Arem-arem dari Sorgum
Sorgum di NTT
Presiden dalam kunjungannya di pabrik sorgum di NTT mengatakan, diversifikasi dan alternatif pangan diperlukan dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia di masa sekarang dan akan datang.
Peringatan akan krisis pangan ini sudah disampaikan oleh Badan Pangan Dunia atau FAO dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Ini sudah kelihatan, sekarang ini harga-harga pangan dunia semuanya naik. Oleh sebab itu, harus ada rencana besar, harus ada plan negara kita menghadapi ancaman krisis pangan itu,” ujarnya.
Tanaman sorgum di Kabupaten Sumba Timur telah diuji tanam pada lahan seluas 60 hektare dan menghasilkan minimal lima ton untuk setiap hektare. Presiden menilai hasil panen ini sangat baik dengan nilai keekonomian yang memadai.
“Kita melihat sendiri hasilnya, seperti tadi kita lihat sangat baik, secara ekonomian juga masuk, bisa merekrut banyak sekali SDM tenaga kerja kita. Hasilnya per hektare per tahun bisa bersih kurang lebih Rp50-an juta, ini juga sangat bagus. Artinya, kalau dibagi 12, per bulan sudah mencapai kurang lebih 4 jutaan, ini kan juga sebuah hasil yang tidak kecil,” ujarnya.
Melihat potensi tanaman sorgum di NTT khususnya Sumba Timur, Jokowi ingin lahan untuk tanaman ini ditambah.
Presiden Joko Widodo mengharapkan penanaman sorgum di NTT ini dapat diperluas sehingga tidak hanya dapat menjadi alternatif pangan tetapi juga berpeluang untuk diekspor.
(Tribunnews.com/Tio)