Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memiliki rasa khawatir menghadapi sidang promosi doktoralnya yang dilakukan pada Senin (6/6/2022) besok, di Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor.
Hasto mengatakan, rasa kekhawatiran itu salah satunya karena Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menjadi salah satu pengujinya.
"Deg-degan itu adalah hidup. Iyaa dong, ditambah kan (pengujinya) sama Bu Mega, 'Pokoknya saya akan kasih pertanyaan yang sangat sulit'. Jadi deg-degan," ungkap Hasto sembari tertawa saat ditemui di Universitas Pertahanan, Minggu (5/6/2022).
Hasto mengungkapkan, di sisi lain, sidang yang digelar terbuka itu akan dihadiri sejumlah elite partai dan menteri kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca juga: Pemikiran Geopolitik Bung Karno Inspirasi Hasto Kristiyanto Jadikan Bahan Disertasi Gelar Doktoral
Adapun penelitian yang bakal disampaikan Hasto yaitu tentang geopolitik pemikiran Presiden Pertama RI Soekarno.
Hasto mengaku, dirinya mensyukuri lantaran menghadapi sidang tersebut bertepatan pada hari lahir Bung Karno ke-121. Bahkan, tanggal sidangnya itu merupakan saran dari Megawati.
"Ibu Mega menegaskan kepada saya sekitar 3 bulan yang lalu bahwa alangkah bagusnya kalau disertasi ini sidang terbukanya pada tanggal 6 Juni bertepatan dengan hari lahir Bung Karno yang ke-121," terangnya.
"Sehingga suatu kehormatan bagi kami sehingga atas prakarsa dari Ibu Megawati Soekarnoputri," sambung Hasto.
Hasto menyatakan, tema penelitian program doktoral yang akan dibawakan esok adalah seputar pemikiran geopolitik Bung Karno.
Hasto menuturkan, gagasan pemikiran Bung Karno soal geopolitik yang tertuang dalam penelitiannya sangat relevan untuk menggelorakan kembali semangat kepemimpinan Indonesia bagi dunia.
Di sisi lain, Hasto menjelaskan mengapa dirinya tertarik mengikuti pendidikan doktoral di Unhan.
Alasannya adalah karena melihat pertemuan antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un di Singapura.
Baca juga: Hasto Jawab Soal Isu Keretakan PDIP dengan Ganjar terkait Pilpres 2024
Menurut Hasto, dengan geopolitik Bung Karno, semestinya Indonesia mampu mengambil peran dan jadi yang terdepan dalam misi perdamaian dunia tersebut.
"Persoalan Rusia-Ukraina, harusnya kita terdepan, persoalan di Timur Tengah harusnya kita yang terdepan lewat diplomasi luar negeri, diplomasi pertahanan," terang Hasto.
Selain itu, ia juga mengaitkan dengan dilibatkannya Megawati Soekarnoputri menjadi duta perdamaian di Semenanjung Korea.
"Ini merupakan tugas kita sebagai bangsa dan kita ini sebagai bangsa terlahir sebagai bangsa pemimpin," terang Hasto.
"Bukankah Pancasila adalah suatu ideologi geopolitik bagi suatu tatanan dunia baru yang berkeadilan, tata dunia baru yang tidak ada penjajahan," pungkasnya.