Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) RI yang juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan dirinya menilai pemikiran geopolitik Bung Karno masih relevan dipakai saat ini.
Terutama, sebagai alat menengahi persoalan dunia yang begitu cepat mengalami perubahan.
Hasto meyakini, bahwa pemikiran Bung Karno bisa menjadikan posisi Indonesia sebagai penengah masalah dunia kekinian, seperti perang Rusia-Ukraina, reunifikasi Korea, dan Laut China Selatan.
Hal itu disampaikan Hasto saat gladi resik sidang Doktor di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Sentul, Bogor, Minggu (5/6/2022).
Baca juga: Megawati Bakal Jadi Penguji Sidang Doktoral, Hasto Kristiyanto Mengaku Deg-degan
"Seharusnya kita yang terdepan di dalam misi perdamaian dunia itu," kata Hasto.
"Persoalan Rusia-Ukraina seharusnya kita terdepan, persoalan di Timur Tengah seharusnya kita yang terdepan lewat diplomasi luar negeri, diplomasi pertahanan. Persoalan di Semenanjung Korea, Ibu Megawati Soekarnoputri dipercaya untuk menjadi duta perdamaian," sambungnya.
Hasto menilai, bahwa legacy pemikiran geopolitik Bung Karno itu menjadi bukti bahwa Indonesia merupakan bangsa yang terlahir sebagai pemimpin.
Baca juga: Pemikiran Geopolitik Bung Karno Inspirasi Hasto Kristiyanto Jadikan Bahan Disertasi Gelar Doktoral
"Bukankah Pancasila adalah suatu ideologi geopolitik bagi suatu tatanan dunia baru yang berkeadilan, tata dunia baru yang tidak ada penjajahan," jelas Hasto.
Namun faktanya saat ini, lanjut Hasto, geopolitik Indonesia era Soekarno yang berkerangka pada Pancasila itu, justru meredup.
Dimana, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilangsungkan di Singapura, dan bukan Indonesia.
“Seharusnya kita yang terdepan di dalam misi perdamaian dunia itu,” tegas Hasto.