Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di mata Prabowo Subianto merupakan bangsa yang kaya serta memilki kehebatan.
Namun, dari kehebatan dan kekayaan yang dimiliki Indonesia itu, Menteri Pertahanan RI (Menhan) tersebut menyatakan kalau Indonesia tak lepas dari adanya ancaman maupun tantangan.
Bahkan, karena Indonesia dikategorikan sebagai negara kaya, baik dari hasil alam maupun mineralnya, sudah sejak lama Indonesia selalu menjadi sasaran negara asing.
"Kehebatan bangsa Indonesia bukan tanpa ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, karena kita kaya selalu kita jadi sasaran ratusan tahun ribuan tahun mereka datang ke kita bergantian," ucap Prabowo saat mengisi orasi ilmiah dalam acara Wisuda Semester Gasal TA 2021/2022 Universitas Pancasila, yang disiarkan secara daring, Selasa (7/6/2022).
Adapun beberapa bangsa yang kerap kali datang ke Indonesia untuk mengambil alih hasil alam tersebut yakni Spanyol, Portugis termasuk juga Belanda dan Jepang.
Baca juga: Prabowo Subianto Tegaskan Jangan Anggap Enteng Pancasila: Kita Tinggalkan Itu, Negara Ini Bubar
Karenanya, dalam orasi ilmiah tersebut, mantan Pangkostrad itu, mendesak kepada generasi penerus bangsa untuk dapat memperkuat kesatuan dan persatuan.
Sebab dalam sejarah berkebangsaan, menurut Prabowo, negara yang lemah akan selalu menjadi target atau sasaran untuk mereka yang memiliki kekuatan.
"Di antara hubungan antara Bangsa-Bangsa yang kuat bisa berbuat sekehendaknya yang lemah akan takluk," ucap Prabowo.
Tak cukup di situ, dalam kesempatan ini, Prabowo Subianto juga mengingatkan pentingnya menjaga kedaulatan negara berlandaskan pada Pancasila.
Baca juga: Selain Tidak Loyal, Alasan Gerindra Pecat M Taufik karena Prabowo Kalah di DKI Saat Pilpres 2019
Tak hanya itu, Prabowo juga menyatakan kalau Pancasila menurutnya merupakan buah kecemerlangan milik Indonesia yang diwariskan oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno.
"Kecemerlangan bangsa Indonesia adalah, memiliki bahwa founding fathers kita berhasil merumuskan Pancasila sebagai falsafah dasar negara," kata Prabowo.
Karenanya, Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa setiap warga negara terutama generasi muda untuk tidak menganggap sepele poin-poin yang ada di dalam Pancasila.
Sebab bila dasar negara tersebut ditinggalkan, Prabowo berpendapat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang besar ini akan bubar.
"Ini jangan kita anggap enteng, menurut pendapat saya dan para ahli, pendapat senior-senior begitu kita tinggalkan Pancasila saya rasa negara ini akan bubar, itu pendapat saya," ucap Prabowo.
Prabowo menambahkan, dengan Pancasila tersebut juga seluruh perbedaan yang ada di Indonesia bisa tetap bersatu hingga saat ini.
Baik itu terkait keyakinan rakyat yang berbeda-beda, suku yang berbeda, bahasa yang berbeda maupun ras yang berbeda.
Baca juga: Saat Prabowo Bantu Megawati Naiki Anak Tangga di Kampus Unhan
"Harus diyakini bahwa dengan Pancasila ratusan suku bangsa yang berbeda-beda, ras yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda bahasa daerah adat istiadat yang berbeda-beda, kita bisa berhimpun dalam satu negara yang demikian besar demikian kaya dan demikian punya harapan untuk ke depan," ucap Prabowo.
"Pancasila bagi saya sudah terbukti sebagai pemersatu bangsa," sambungnya.
Tak hanya Pancasila, Prabowo juga menyatakan kecemerlangan lain yang dimiliki Indonesia, yakni ragam bahasa.
Dikatakan cemerlang, karena kata Prabowo banyak negara besar di dunia yang pecah karena perbedaan bahasa.
Dirinya mencontohkan negara Belgia yang sebagian warganya berbahasa Prancis dan sebagian lagi berbahasa Wallon.
"Kalau kita lihat negara lain, sampai sekarang masih ribut mau perang saudara gara-gara bahasa," kata Prabowo.
Di akhir, dirinya berpesan kepada generasi penerus untuk dapat menjaga kecemerlangan yang dinilai Prabowo sebagai modal besar bangsa Indonesia.
Sebab, kata dia, tugas setiap warga negara Indonesia ke depan hanya untuk mewarisi dua kecemerlangan tersebut.
"The brilian's of our leader, kalau dulu kita punya itu masa anak-anak muda sekarang tidak akan menjaga dan meneruskan," kata Prabowo.