Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi merespon hasil temuan lembaga survei Charta Politika terkait dengan kondisi sosial ekonomi dan politik di tanah air.
Dalam survei itu disebutkan bahwa sebanyak 63,1 persen responden menyatakan setuju Presiden Jokowi melakukan reshuffle terhadap menteri Kabinet Indonesia Maju.
Adapun satu penyebabnya antara lain gejolak perekonomian nasional.
“Pasti bidang polkam (politik dan keamanan) kesra (kesejahteraan rakyat) dan ekonomi yang mudah diukur,” kata Ahmad Baidowi kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).
“Memang di ekonomi contohnya tingkat pertumbuhan ekonomi seperti apa, pengangguran seperti apa, kemiskinan seperti apa dan recovery seperti apa,” lanjutnya.
Baca juga: Di Tengah Isu Reshuffle yang Menguat, Prabowo Mendadak Bertemu Presiden Lewat Pintu Bali
Dia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 begitu menghantam sektor ekonomi hingga berdampak pada harga minyak goreng nasional.
Meskipun, Komisi VI DPR RI telah beberapa kali melakukan rapat dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengatasi hal tersebut.
Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk membantu mengatasi sengkarut minyak goreng.
Keputusan itu pun menyusul adanya pencabutan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) pada 23 Mei 2022 lalu, ditambah banyaknya keluhan dari kelompok petani atas keputusan larangan CPO tersebut.
Baca juga: Beda Tanggapan Moeldoko dan SYL Soal Isu Reshuffle Kabinet
“Kita lihat, tinjau, perhatikan dalam seminggu kedepan, harga Migor stagnan atau alami penurunan secara bertahap dan sudah dilakukan dan presiden menunjuk Luhut Binsar Panjaitan untuk mengatasi ini semua,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anggota Komisi VI DPR RI ini menyebut adanya potensi perombakan atau Reshuffle terhadap menteri kabinet Indonesia Maju, khususnya pada sektor perekonomian.
“Ya kalau dikaitkan ada juga kalau kemungkinan ternyata tidak ada ya apa boleh buat,” ujarnya.
Kendati demikian, dia tidak berkomentar lebih jauh terkait kemungkinan reshuffle itu.