News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Beberapa Saat Sebelum Dicopot, Sofyan Djalil Sempat Ajak Staf Kementerian ATR/BPN Makan Mi Aceh

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Agraria dan Tata Rung/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto (kiri) bersama mantan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers setelah serah terima jabatan di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sofyan Djalil mengajak jajaran staf dan pejabat eselon I di Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) santap siang sebelum dirinya dicopot sebagai Menteri ATR/Kepala BPN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam momen santap siang bersama itu, mereka menikmati menu mi aceh. “Makan siang aja. Karena Pak Sofyan Djalil ini orang Aceh, kita makan Mi Aceh. Saya juga ikut makan,” kata staf khusus Sofyan Djalil, Teuku Taufiqulhadi kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).

Sofyan kemarin dicopot dari jabatan Menteri ATR/Kepala BPN oleh Presiden Jokowi. Posisinya digantikan oleh mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Taufiq menceritakan kegiatan makan siang bersama itu juga obrolam ringan.

Dalam obrolan itu Sofyan berpesan kepada jajarannya.

“Pesannya menurut beliau, Pak Hadi (Tjahjanto) ini kan orang yang sangat berjasa. Kenapa sangat penting, karena beliau ini orang di balik bagaimana mengamankan Pak Jokowi,” kata Taufiq.

Baca juga: 2 Menteri yang Dicopot Hasil Reshuffle: Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil dan Mendag Muhammad Lutfi

Taufiq menambahkan Hadi juga orang yang cocok menggantikan Sofyan karena banyak terlibat di pemerintahan, seperti masalah Covid-19.

Selain itu, Hadi dinilai kompeten memahami permasalahan, sehingga dipilih Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/Kepala BPN.

“Jadi dia mengatakan bahwa berikutnya adalah tetap saja dipertahankan dan pasti Pak Hadi akan mendukungnya. Karena beliau ini adalah orang yng commited terhadap pemerintahan Pak Jokowi untuk menjadi lebih baik,” tuturnya.

Terkait pencopotan Sofyan sebagai menteri, Taufiq menyebut tak ada hal yang luar biasa.

Ia mengatakan perombakan reshuffle adalah hal yang lumrah, hak prerogatif presiden dengan mekanisme yang sudah ditetapkan.

“Pergantian itu telah berlangsung sebagaimana mekanisme yang ditetapkan presiden. Jadi tidak ada sesuatu yang luar biasa di dalam konteks reshufflle tersebut. Sepenuhnya adalah memang di bawah kendali presiden,” kata Taufiq.

Dia pun menyambut baik jika Sofyan digantikan oleh Hadi.

Menurut dia, siapapun menterinya pasti akan melanjutkan program yang telah berjalan sebelumnya.

Sebab, kata dia, program menteri merupakan program presiden.

“Apa yang dilaksanakan oleh menteri sekarang ini adalah program presiden. Pasti menteri akan melaksanakan program presiden tersebut,” kata dia.

Baca juga: Surya Paloh Berharap Menteri Baru Hasil Reshuffle Kabinet Bisa Bekerja Lebih Baik

“Menteri adalah mencari upaya menjadi lebih mudah melaksanakan semua program tersebut,” ujarnya menambahkan.

Saat disinggung pencopotan Sofyan itu karena diduga gagal mengatasi kasus mafia tanah, Taufiq membantahnya.

"Saya rasa tidak ada hubungannya. Saya rasa tidak,” kata Taufiq. “Justru mafia tanah sekarang ini adalah yang sangat masif diperangi. Sebelumnya tidak ada,” lanjut dia.

Dia menjelaskan, justru tim untuk menumpas mafia tanah dibentuk selama periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kemudian setelah itu, sambung dia, perlahan kasis mafia tanah mulai banyak terungkap.

“Mereka sebelumnya tersembunyi tapi seperti ditumpahi air panas ke atas tanah. Mereka kemudian menjadi gelagapan dan kepanasan,” ucapnya.

Dia menambahkan, kasus mafia tanah sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu.

Kala itu, sambung Taufiq, Presiden Soeharto berencana memindahkan Ibu Kota ke Jonggol, Jawa Barat.

Seketika harga tanah di sana melonjak karena rencana pemindahan ibu kota ke kawasan itu. Padahal daerah tersebut dahulu hanya hutan belantara.

“Begitu diketahui akan terjadi perpindahan di sana, tiba-tiba tanah itu menjadi meluap harganya tidak karu-karuan lagi. Dari situ kita ketahui bahwa mafia tanah sudah bermain. Jadi mafia tanah itu sudah sejak lama sekali sudah ada,” ucapnya.

Terpisah, Hadi Tjahjanto yang baru dilantik menggantikan Sofyan mengatakan dirinya sudah memiliki target sebagai menteri, yakni menyelesaikan 126 juta sertifikat tanah milik masyarakat.

"Tugas saya yang pertama adalah menyelesaikan sertifikat milik rakyat yang sampai saat ini sudah terealisasi sebanyak 81 juta. Target yang ingin kita capai 126 juta sertifikat. Oleh sebab itu, target pertama yang akan segera saya realisasikan," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6).

Namun, eks Panglima TNI itu ingin lebih dulu melihat permasalahan di lapangan.

"Apakah permasalahannya itu masih K2 atau K3 itu juga akan kita selesaikan. Tentunya juga berkoordinasi dengan instansi terkait, supaya segera terealisasi untuk sertifikat milik rakyat tersebut," kata dia

Lebih lanjut, Hadi menyampaikan bagaimana persoalan sengketa tanah yang juga jadi atensi Presiden Jokowi.

"Sengketa tanah itu kemungkinan juga overlapping antara milik institusi atau satuan lain dengan milik rakyat. Ini yg akan kita selesaikan," kata dia.

Kemudian, Hadi juga menyinggung soal lahan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang juga jadi fokusnya.

"Insyaallah dengan sinergi nantinya saya akan bekerja sama dengan instansi terkait dalam hal ini dalam mensukseskan tiga masalah tersebut, insyaallah dalam waktu dekat akan kita sampaikan target berapa hari itu akan terselesaikan," ucapnya.

Sama-sama Berkumis

Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil mengungkapkan dirinya punya sejumlah kesamaan dengan mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto.

Diketahui, Hadi Tjahjanto resmi menjadi Menteri ATR/BPN menggantikan Sofyan Djalil setelah serah terima jabatan (sertijab) di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022) sekira pukul 17.20 WIB.

“Pertama, umur kami sama 40 lebih. Yang satu lebihnya banyak yang satu lebihnya sedikit. Kedua sama-sama berkumis,” kata Sofyan Djalil dalam sambutannya.

“Tapi saya selalu waktu rapat kabinet, waktu Pak Hadi masih Panglima, saya cemburu dengan kumis Pak Hadi, lebih lebat dibanding kumis saya,” lanjut dia.

Lebih lanjut Sofyan berpesan ke Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto.

Baca juga: Hadi Tjahjanto: Saya Tidak Mimpi Gantikan Sofyan Djalil Jadi Menteri ATR/BPN

Dia bilang Kementerian ATR/BPN memilki kantor di seluruh Indonesia yang jumlahnya lebih dari 540.

"Karena itu, kita punya kantor yang luas sekali. Alhamdulilah bapak, apapun perintah bapak di sini sampai ke ujung Indonesia," kaata dia.

Sofyan menyebutkan terdapat sejumlah aspek yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, yakni reforma agraria.

Dia juga menyinggung penuntasan mafia tanah.

Baca juga: Resmi jadi Menteri ATR, Eks Panglima TNI Hadi Tjahjanto Targetkan 3 Masalah Pertanahan Ini Selesai

Sofyan mengaku sudah membentuk sejumlah program untuk menumpas mafia tanah.

Meski begitu persoalan mafia tanah ini masih terjadi di tanah air.

Untuk itu, dia berharap kepemimpinan Hadi bisa mengatasi masalah mafia tanah ini.

Ia menambahkan bahwa Kementerian ATR/BPN masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan, utamanya berkaitan dengan sertifikat tanah.

Sebab dari target total 126 juta bidang tanah, baru sebanyak 80 juta yang sudah terdaftar. Artinya, masih 46 juta lagi yang harus tersertifikasi.

“Jadi itu adalah legalisasi aset kita memberikan sertifikat kepada masyarakat atas tanah yang mereka miliki,” katanya.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Purn Hadi Tjahjanto mengaku bangga menjadi Menteri ATR/BPN.

“Pada waktu itu saya selalu duduk di belakang Pak Sofyan Djalil, dan saya tidak mimpi duduk menggantikan tempatnya Pak Sofyan Djalil,” kata Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto dalam sambutannya.

Baca juga: Alasan Jokowi Pilih Hadi Tjahjanto dan Zulkifli Hasan Jadi Menteri ATR/Kepala BPN dan Mendag

Alasannya, dahulu sebelum menjadi Panglima, dia sering mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Sofyan Djalil membagikan sertifikat tanah ke masyarakat.

Saat itu pula, Hadi masih menjadi Sekretaris Militer Presiden.

Lantas dia pun memuji kinerja Sofyan Djalil ketila menjadi Menteri ATR/BPN.

Dia bilang, Sofyan Djalil mampu mewujudkan target Presiden Jokowi dalam hal penerbitan sertifikat tanah.

Itu terwujud dari jumlah sertifikat tanah yang saat ini sudah mencapai 80 juta.

“Kalau melihat di lapangan, itu yang dilakukan Pak Sofyan Djalil dan seluruh staf itu mendapatkan pahala yang melimpah,” katanya. (tribun network/fal/den/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini