Karena itu, sejak tahun lalu, pemerintah melalui Dewan Pers memberikan subsidi untuk pelatihan wartawan.
Dari total anggaran Dewan Pers sekitar Rp 45 miliar, 65 % dialokasikan untuk tugas dan fungsi Dewan Pers.
Sedangkan sekitar 40 % anggaran untuk pendidikan wartawan, termasuk UKW.
Baca juga: Cegah Polarisasi di Pilpres 2024, Pengamat Ingatkan Partai Nasionalis Jangan Sampai Salah Strategi
“Sampai semester pertama 2022 ini, dari target 1.700 jurnalis yang ikut uji kompetensi, sudah terlaksana 850 peserta atau 50 % . Sisanya diselesaikan di semester berikutnya sehingga kegiatan Dewan Pers untuk program ini sudah on the right track,” ujarnya.
Dengan semakin meningkatnya kualitas wartawan dan media sebagai platform yang menampilkan produknya, diharapkan pengaduan akan menurun.
Dewan Pers saat ini juga tidak hanya menunggu pengaduan, tapi proaktif untuk memperingatkan media yang menulis informasi tetapi mengabaikan etika jurnalistik, terutama berkaitan dengan norma susila dan seksualitas.
Tujuannya, ungkap Sapto, untuk menciptakan informasi yang lebih sehat di masyarakat.
“Kami harap setelah UKW yang diuji oleh tenaga-tenaga penguji profesional dari IJTI, PWI, dan Solopos, akan membuat para wartawan dari provinsi ini semakin berkualitas dalam melaksanakan kerja-kerja jurnalistik," katanya.
"Saya yakin kawan-kawan jurnalis dari Provinsi Sulawesi Tenggara ini akan mendapat hasil yang maksimal dalam UKW ini, dan menjadi jurnalis yang berkompeten,” ucapnya.
UKW di Kendari akan berlangsung dua hari pada 16-17 Juni 2022.
Ada 54 peserta yang ikut dalam UKW tersebut dengan tim lembaga uji dari IJTI, PWI, dan Solopos. Hadir pula dalam pembukaan UKW tersebut Ketua PWI Sultra, Sardjono; Kabid Organisasi IJTI, M Jazuli; Kabid Informasi Keterbukaan Publik Dinas Kominfo Sultra, Andi Syahrir; dan perwakilan lembaga uji Solopos, Suwarmin. (*)