"Mencalonkan Anies memang surveinya tinggi juga. Tapi Anies meski salah satu deklarator Nasdem tapi pemilih Anies mayoritas dari kalangan Islam yang notabene pendekatan ideologinya Islam," ujar Qodari.
Sementara Nasdem adalah partai berbasis nasionalis.
"Kalau Anies dicalonkan PKS tepat. Nasdem karena partai nasionalis maka nanti jurkam Nasdem kalau kampanye susah sosialisasikan Anies yang basisnya Islam," kata Qodari.
"Lahan Nasdem tidak cocok dengan Anies. Coat-tail effect tidak tercapai dan risikonya bisa resistensi. Sial sekali kalau caleg atau jurkam Nasdem tidak didukung simpatisan Nasdem tapi justru mendapatkan penolakan," ujarnya menambahkan.
Bagaimana dengan Ganjar?
Menurut Qodari juga akan muncul masalah kalau Nasdem mencapreskan Ganjar.
"Akan jadi provokasi ke PDIP untuk calonkan nama lain. Misalnya Puan Maharani. Kalau itu terjadi maka basis suara Puan dan Ganjar di Jateng dan Jatim akan terbelah," katanya.
Bagi PDIP ini akan berbahaya sebab suara Puan dan Ganjar akan kalah dengan capres atau partai lain karena keduanya berebut di basis massa PDIP yang sama.
Kalau Nasdem calonkan Erick Thohir?
Menurut Qodari yang paling masuk akan dicalonkan Nasdem adalah Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir urutan ketiga yang direkomendasikan sebagai Capres Nasdem setelah Ganjar dan Anies.
"Yang tidak problematis adalah Erick Thohir. Sebab tidak ada kesulitan Nasdem sosialisasikan Erick Thohir pemilih Nasdem karena tidak ada problem menjual Erick ke konstituen Nasdem yang mayoritas dari kalangan nasionalis," ujar Qodari.
Dari kalangan Islam Moderat, menurut Qodari, nama Erick Thohir juga relatif diterima sebab berasal dari keluarga NU.
"Erick Thohir kan keluarga besar Ansor," kata dia.