Saat Anda donor darah, sejumlah ferritin dari tubuh akan keluar bersama dengan darah yang didonorkan, sehingga kadar ferritin dalam tubuh pendonor pun berkurang.
Kadar ferritin yang sedikit ini akan mengurangi stres oksidatif, sehingga mengurangi berbagai gejala sindrom metabolik.
5. Menurunkan risiko kanker
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam “Journal of the National Cancer Institute Volume 100”, orang-orang yang rutin donor darah mengalami penurunan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker hati, usus besar, paru, esofagus, dan perut.
Tak hanya itu, dalam “Journal of the National Basic and Clinical Physiology and Pharmacology” disebut bahwa mendonorkan darah dapat menurunkan penanda inflamasi dan meningkatkan kekuatan antioksidan.
Baca juga: Pasien Gagal Jantung Stres karena Anggap Tak Punya Harapan Hidup, Ini Tips Dokter
6. Deteksi penyakit serius
Setiap Anda ingin donor darah, prosedur standarnya adalah pemeriksaan darah dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis C, sifilis, dan malaria.
Bagi penerima darah, ini merupakan informasi penting sebagai antisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah.
Sedang bagi pendonor, ini merupakan "rambu peringatan" agar Anda lebih peduli terhadap kesehatan.
7. Hidup lebih lama
Membantu sesama (yang salah satunya adalah dengan donor darah sukarela) adalah salah satu cara untuk bisa hidup lebih lama.
Menurut sebuah penelitian di jurnal “Health Psychology”, orang-orang yang mengajukan diri secara sukarela dengan alasan altruistik (menolong tanpa mengharap imbalan atau tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri), ditemukan secara signifikan menurunkan risiko kematian selama 4 tahun ke depan dibandingkan mereka yang mengajukan diri demi kepentingan mereka sendiri.
(Tribunnews.com, Widya)