TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dalam Program PKS Menyapa Lampung melakukan Silaturahim Kebangsaan bersama tokoh se-Lampung yang terdiri tokoh adat dan budaya, tokoh lintas agama, akademisi, lintas profesi, lintas parpol dan ormas.
Turut hadir memberikan sambutan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Chusnunia Chalim.
Hadir juga sejumlah kepala daerah kabupaten/kota.
Dalam orasi kebangsaan dengan topik "Kolaborasi Melayani Indonesia" Salim menerangkan pandangannya tentang kebesaran Indonesia yang harus dijaga bersama.
"Indonesia ini negara besar. 17.508 pulau. Ratusan suku bangsa, adat, dan bahasa. Banyak agama dan keyakinan. Untuk menyatukan perlu kebersamaan, persatuan dan kesatuan," kata Salim dalam keterangan yang diterima, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Sekjen PKS Dukung Upaya KSAD Pererat Kerukunan Antar Umat Beragama
Belajar dari para pendiri bangsa di masa-masa perjuangan, mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, beda agama, beda suku, beda budaya tetapi mereka bisa bersatu mewujudkan Indonesia merdeka.
"Hanya saja sampai dengan hari ini kita belum bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang dicanangkan oleh para pendiri bangsa. Apa masalahnya? Jawabnya, kurangnya kolaborasi dan kebersamaan diantara kita," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Menteri Sosial 2009-2014 ini, PKS terus menggalang semangat kolaborasi melayani Indonesia dengan seluruh elemen bangsa apapun latar belakang suku, agama, profesi, dan golongannya.
"Kami ingin menjadikan PKS ini milik bangsa. Silakan para tokoh apapun latarnya gunakan PKS untuk berjuang mewujudkan cita-cita nasional. PKS sangat terbuka. Yang mau aktif di PKS silakan, yang mau jadi caleg PKS silakan," katanya.
Duta Besar RI Untuk Arab Saudi dan Kerajaan Oman 2005-2009 ini menegaskan kebersamaan adalah kunci keberhasilan kita untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
"Saya pernah jadi dubes 4 tahun prihatin negara kita imagenya mengirim pembantu rumah tangga ke luar negeri. Padahal kita punya sumber daya manusia yang melimpah dan berkualitas," ungkapnya.
Dirinya juga mengajak untuk introspeksi diri, UUD 1945 mengamanatkan untuk aktif dalam upaya menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
"Inilah pikiran besar para pendiri bangsa. Tapi realitasnya hari ini kita tidak bisa berbuat banyak di pentas dunia, padahal kita pernah menjadi inisiator KTT Asia Afrika yang memerdekakan bangsa-bangsa di dunia. Amerika, Rusia, Cina mereka pasti punya masalah sendiri di negaranya, tapi mereka bisa tampil mempengaruhi dunia," ujarnya.
Oleh karena itu, Salim mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun kebersamaan dalam mewujudkan kemajuan dan kejayaan Indonesia.
Beda partai, beda ormas, beda latar belakang bukan alasan untuk terus mencari titik temu.
"Mari kita bergandengan tangan untuk mewujudkan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi. Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur," kata Salim.
Tokoh-tokoh yang hadir merespon positif inisiatif PKS membangun kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa karena ini yang mereka tunggu-tunggu sebagai sikap kebangsaan yang teduh dan menyatukan.
Masing-masing bisa berjuang lewat jalurnya tapi bisa bertemu untuk kepentingan nasional.