Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mitra tani dari program closed-loop dan startup yang bergerak di bidang rantai pasok pangan, EdenFarm bersinergi dalam gelaran Panen Raya Nasional 2022.
Sinergi ini disebutkan sebagai bentuk dukungan terhadap sektor pangan dan agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) RI untuk presidensi G20.
Pada gelaran itu, startup tersebut mengisi gunungan panen setinggi 1,5 meter dengan komoditas andalan dari mitra tani yang tergabung dalam program kemitraan closed-loop seperti sawi putih, tomat, labu siam, wortel, terong, dan kacang panjang.
Gunungan panen ini kemudian diarak mengelilingi Lapangan Banteng untuk memeriahkan rangkaian acara Panen Raya Nusantara 2022 yang bertajuk 'Indonesian Food for A Better World', untuk menunjukkan kekayaan pangan Indonesia.
Program kemitraan closed-loop merupakan inisiatif Kemenko dalam membantu petani melalui ekosistem digital agar petani dapat memiliki kepastian harga dan pasar.
Baca juga: Ekonomi Halal Terus Tumbuh, Sektor Produk Pangan Diprediksi Naik 43 Persen, Fesyen 34 Persen
“EdenFarm selalu berupaya untuk mendukung program pemerintah, namun lebih dari itu, kami melihat program kemitraan closed-loop juga sejalan dengan visi “Feeding the Nation” yang diusung oleh EdenFarm selama ini, serta misi EdenFarm dalam menyederhanakan ekosistem rantai pasok pangan dari hulu ke hilir untuk menghadirkan bahan pangan berkualitas bagi pelanggan B2B dan mensejahterakan petani,” ujar Tyara Putri, Corporate Communication Manager, EdenFarm dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).
Dia menjelaskan, di Sukabumi pelaksanaan program kemitraan closed-loop telah berlangsung sejak November 2020 dan melibatkan berbagai stakeholder.
"Seperti PT Ewindo sebagai produsen utama benih hortikultura, PT. Pupuk Kujang Cikampek sebagai pendamping aplikasi pupuk dan PT. Syngenta sebagai pendamping dalam penanggulangan hama dan penyakit," kata dia.
Tyara menambahkan, pihaknya selaku offtaker telah menyerap panen perdana yang dilakukan oleh petani komoditas hortikultura di Kampung Lemahdulur, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, berupa cabe rawit merah pada bulan Mei lalu.
Sedangkan di Garut, sebagai pilot project kemitraan closed-loop hortikultura, kata Tyara, pihaknya menjadi offtaker dari hasil tani Eptilu.
Untuk mendukung terciptanya rantai pasok pangan yang efisien, Tyara mengatakan pihaknya terus mengembangkan Eden Collection Facility (ECF) di berbagai lokasi, antara lain di Caringin, Cipanas, Sumedang, Pangalengan, Nganjuk, dan Brebes sebagai sentra komoditas pasca panen.
Tyara menjelaskan, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan memperkuat jalur rantai pasok di Jawa Tengah dengan mengoperasikan ECF Temanggung.
"Di ECF hasil tani akan disortir terlebih dahulu sebelum dikirim ke Eden Fullfilment Center di kota-kota besar. Mitra tani juga secara rutin mendapatkan pendampingan dan pelatihan di ECF antara lain pelatihan pola tanam dan pola panen sesuai Good Agricultural Practices (GAP), penanganan pasca panen, hingga distribusi dan pemasaran, untuk meningkatkan kualitas panen sehingga pendapatan petani dapat lebih optimal," kata dia.