TRIBUNNEWS.COM - Kabar saling sindir antara Ketua Umum Partai PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, direspons pengamat.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi menganalisis pernyataan kedua pimpinan partai.
Menurutnya, memang tidak bisa dipungkiri jika publik beranggapan keduanya saling sindir.
Surya Paloh dengan Megawati memang saling melempar pernyataan yang berisikan simbol-simbol.
Baca juga: Prabowo Sambut Langsung Kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat AHY
Baca juga: Perbedaan Tiga Kali AHY ke Nasdem: Gak Pake Baju Partai, Bawa SBY, Sekarang Full Bawa Pasukan
"Ya kalau kita lihat secara verbatim dan kontekstual sulit untuk menghindarkan kesan adanya praktek sindir antara kedua tokoh ini."
"Pernyataan Bang Surya (Surya Paloh) memang suka atau tidak suka, itu tidak bisa disalahkan kalau dikaitkan dengan perilaku elite PDIP yang dianggap kurang berkomunikasi dengan partai lain."
"Pernyataan antara Bang Surya dengan Bu Mega ini ada bahasa pasemon atau bahasa simbol, tetapi sulit untuk menghindarkan kesan saling sindir antara keduanya," kata Burhanudin dikutip dari Kompas Tv, Jumat (24/6/2022).
Apalagi keduanya berpotensi menjadi kingmaker dalam pencalonan di Pemilu 2024.
"Mereka memang potensial (jadi) kingmaker 2024, jadi di antara partai politik pendukung pemerintah, bahkan di antara sembilan partai yang punya kursi di DPR, dan yang potensial mencetak Presiden 2024, selain pak Jokowi, ya Bu Mega dan Surya Paloh."
"Jadi ada semacam rivalitas diam-diam (antara mereka) dan menurut saya itu hal yang wajar," jelas Burhanudin.
Momen Pernyataan Surya Paloh dianggap Menyindir
Sebagaimana diketahui, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh memberikan pernyataan soal anggota Partai Nasdem tidak boleh ada yang berlagak sombong dan merasa hebat sendiri.
Baca juga: NasDem Jualan Ganjar Jadi Capres, Masinton: PDIP Tak Bisa Otomatis Ikut Kerja Sama
Kendati pernyataan itu ditujukan untuk anggotanya sendiri, publik malah menangkap bahwa pernyataan itu ditujukan untuk partai lain.
Dimana, pernyataan itu disampaikan Surya Paloh pada saat pidatonya di acara penutupan Rakernas Partai NasDem yang digelar di JCC Senayan, Jakarta pada Jumat, (17/6/2022)
"Kita harus bisa menjaga komunikasi pada seluruh komponen masyarakat secara lebih bijak, lebih luwes."
"Buang itu praktek kesombongan, merasa paling hebat sendiri merasa paling mantab sendiri, itu bukan Nasdem, ada urusan apa?"
"Kita tidak pernah berniat merendahkan kepada siapapun baik kepada perorangan atau kelompok, itu Nasdem," kata Surya Paloh saat penutupan Rakernas Partai Nasdem, dikutip dari Metro Tv.
Momen Megawati Tanggapi Sindiran
Sementara itu, pada Rakernas II PDIP, Megawati menyentil soal Partai PDIP dianggap partai yang sombong.
Megawati merasa heran jika ada yang menyebut partainya sebagai partai sombong.
Baca juga: Alasan Megawati Rahasiakan Nama Capres yang Bakal Diusung PDIP: Waktunya Masih Dua Tahun Lah
Hal ini disampaikan Megawati dalam sambutan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
"Ada orang mengatakan Ibu Mega sombong banget ya, karena ada juga yang mengatakan ada sebuah partai sombong sekali," kata Megawati dikutip dari Tribunnews.com.
Megawati pun sampai menanyakan alasan kenapa partainya sampai disebut sombong.
Padahal, ia menekankan bahwa tak pernah menjelekkan partai politik maupun ketua umumnya.
"Saya tidak pernah loh, tidak pernah menjelekkan partai manapun, tidak pernah, ketua partai apapun. Saya berjalan sendiri membentuk partai saya yang saya hormati dan sayangi yang bernama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tegas Megawati.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)