News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Contoh Strict Parents, Sering Bertindak Otoriter dan Memberi Hukuman pada Anak

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak menangis - Contoh Strict Parents, sering bertindak otoriter dan memberi hukuman pada anak. Orang tua tipe strict parents sering berlaku sewenang-wenang.

TRIBUNNEWS.COM - Strict Parents adalah tipe orang tua yang sering mengontrol anak.

Contoh strict parents adalah sering mengatur aktivitas dan pilihan hidup untuk anaknya.

Strict parents selalu memaksa anak untuk menjadi yang sempurna dalam mewujudkan harapannya.

Orang tua tipe strict parents biasanya menggunakan ancaman untuk membuat anak patuh pada perintahnya.

Contoh lain strict parents adalah tidak mendengarkan pendapat anak.

Berikut ini contoh strict parents, dikutip dari Aha! Parenting dan Very Well Parenting.

Baca juga: Apa Itu Strict Parents? Kenali Ciri dan Dampak Buruk bagi Anak

1. Orang tua yang sering mengontrol anak

Strict Parents biasanya menerapkan kontrol penuh terhadap pilihan anaknya dalam menjalani kehidupan.

Pola pengasuhan strict parents tergolong ketat dan membuat anaknya kehilangan kesempatan mengekspresikan diri dan tanggung jawab.

Tidak ada anak yang suka dikendalikan, sehingga orang tua yang sering mengatur anaknya dengan ketat cenderung tidak bisa dekat dengan anaknya secara psikologis.

2. Pengasuhan otoriter

Orang tua yang menganut pola pengasuhan strict parents biasanya membatasi empati terhadap anak.

Pengasuhan otoriter ini membuat anak menuruti perkataan orang tua karena didasarkan pada rasa takut.

Tindakan otoriter ini mengajarkan anak untuk menggertak orang lain agar melakukan hal sesuai keinginannya.

Biasanya, anak cenderung meniru tindakan orang tua yang bertindak otoriter.

Jika orang tua menggertak, kemungkinan anak juga akan melakukannya di kemudian hari.

Baca juga: Ciri-ciri Strict Parents, Punya Standar Tinggi pada Anak dan Merasa Selalu Benar

3. Sering memberikan hukuman

Ilustrasi anak sedang mengingat kewajiban. Berikut ini contoh strict parents. (Pexels.com/Julia M Cameron)

Strict Parents biasanya tidak segan untuk menghukum anaknya jika melakukan kesalahan kecil.

Hukuman ini beragam, mulai dari hukuman fisik hingga cacian.

Hal ini dapat membuat anak depresi dan marah dengan hidupnya.

Strict parents sering membiarkan anak memahami kesalahannya sendiri.

4. Sering memberi perintah kepada anak

Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin yang ketat akan memahami konsep bahwa kekuasaan selalu benar.

Mereka belajar untuk patuh, namun tidak belajar untuk berpikir sendiri.

Di kemudian hari, anak-anak tidak akan mempertanyakan otoritas ketika seharusnya.

Strictparents cenderung tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Mereka kesulitan menentukan sesuatu untuk masa depannya karena terbiasa diberi perintah dan mematuhi perintah orang tuanya.

5. Strict Parents senang memuji hasil daripada usaha

Orang tua yang menganut pola pengasuhan strict parents biasanya tidak memberikan banyak pujian terhadap usaha anak.

Mereka lebih menghargai hasil daripada proses.

Jika mereka memuji anak hanya karena hasil yang bagus, seorang anak mungkin akan berpikir orang tuanya akan mencintainya jika dia bisa meraih sesuatu.

Baca juga: Respons Oma Hetty soal Nathalie Holscher Rela Banting Tulang Demi Anak: Kita Keluarga Ya Senang

6. Sering mengancam anak

Ilustrasi. Berikut ini contoh strict parents. (Freepik)

Strict parents sering menggunakan ancaman untuk membuat anak mematuhi perintahnya.

Orang tua ini akan mengancam jika anak membuat kesalahan dengan harapan agar anaknya disiplin.

Tidak jarang mereka menggunakan kata-kata yang kasar dan nada yang tinggi.

7. Memaksa anak untuk fokus belajar

Sebagian strict parents lebih fokus pada nilai akademik anak daripada lainnya.

Mereka hanya memandang nilai sekolahlah yang berguna bagi masa depan anaknya.

Anak bahkan sulit untuk membagi waktu dengan kegiatan lainnya, seperti bermain dan belajar lainnya.

Padahal, bermain dapat menjadi rutinitas untuk menyegarkan pikiran anak.  

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Strict Parents

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini