Selain itu, sebelum melakukan penyembelihan juga harus diatasnamakan Allah, hal itu supaya daging kurban menjadi boleh untuk dimakan.
4. Jangan asah pisau di depan hewan kurban
Ibnu Umar berkata,
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِّ الشِّفَارِ ، وَأَنْ تُوَارَى عَنِ الْبَهَائِمِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.”
Tidak diperbolehkan bagi penyembelih untuk mengasah pisau di depan hewan yang akan disembelih.
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyebut hal perbuatan itu dengan 'mematikan dua kali', maka akan membuat hewan tersiksa.
5. Baringkan hewan kurban
Menyembelih hewan kurban baiknya harus dalam posisi dibaringkan.
Hal itu sesuai ajaran dari Anas bin Malik.
Anas bin Malik menceritakan cara penyembelihan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلىَ صِفَاحِهِمَا
“Dan beliau meletakkan kakinya pada rusuk kedua kambing tersebut.”
Dari riwayat Aisyah,
فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ
“Lalu beliau rebahkan kambing tersebut kemudian menyembelihnya.”
6. Usahakan urat dekat tenggorokan dan kerongkongan putus
Penyembelihan hewan kurban juga tidak boleh asal-asalan.
Pastikan dua urat dekat tenggorokan dan kerongkongan terputus.
Perintah tersebut sesuai dalam fatwa Lajnah Daimah.
يجب أن تكون التذكية في محل الذبح، وأن يقطع المريء والودجان، أو أحدهما
Penyembelihan harus dilakukan pada bagian tempat pemotongan leher, dan harus terpotong kerongkongan dan dua urat leher atau salah satu urat leher.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Arif Tio Buqi, Tribun-Timur.com)