News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Pengamat Nilai Usulan Duetkan Anies-Puan di Pilpres 2024 Bakal Sulit Terwujud

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puan Maharani dan Anies Baswedan. Pengamat Nilai Usulan Duetkan Anies-Puan di Pilpres 2024 Bakal Sulit Terwujud

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga merespons pernyataan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang mengusulkan Anies Baswedan dan Puan Maharani maju sebagai pasangan Calon Presiden pada Pilpres 2024.

Jamiluddin menilai usulan untuk menduetkan Anies-Puan sulit untuk diwujudkan. 

Hal itu didasari pada dua alasan, pertama kata dia, Anies dan Puan memiliki keinginan yang sama yakni menguncar posisi capres bukan menjadi cawapres.

"Anies dengan segala kapasitas dan elektabilitasnya merasa layak menjadi capres. Karena itu, tak sepantasnya ia menjadi cawapresnya Puan yang kapasitas dan elektabilitasnya dibawah Anies," ujar Jamiluddin.

Kedua, pendukung Anies dan Puan dinilai memiliki kriteria yang berbeda.

Di mana kata Jamiluddin, pendukung Anies Baswedan notabenenya merupakan kalangan terdidik dan religius sangat tidak mendukung Puan. 

Baca juga: Hasil Survei: Ganjar Dipilih Publik karena Merakyat, Prabowo Tegas dan Anies Kinerja Baik

Sebaliknya, pendukung Puan umumnya nasionalis dan tampak menolak Anies Baswedan.

"Jadi, pendukung Anies dan Puan yang sama-sama fanatik tampaknya sulit dipersatukan. Mereka ini tampaknya memang tidak menginginkan duet itu diusung pada Pilpres 2024," ucap Jamiluddin.

Karena itu, Jamiluddin menilai sulit, duet keduanya dipasangkan, terlebih dapat menghilangkan perseteruan polarisasi politik lama yakni mendamaikan cebong dan kampret. 

"Jadi, lebih baik Anies menjadi capres yang diusung partai lain. Puan pun menjadi capres dengan PDIP sebagai pengusung utama. Biarkan mereka berlaga biar rakyat yang memilihnya," tukas Jamiluddin.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto juga turut menanggapi pernyataan demikian.

Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto, mempertanyakan posisi Bahlil yang berkomentar soal Pilpres 2024.

"Dasarnya kan dari survei dia, kalau statement seseorang, kita bicara Bahlil itu sebagai apa? Standing positionnya sebagai apa Bahlil? Pak Bahlil sekarang standing positionnya adalah menteri investasi, BKPM, betul ya? Lah statement bahas capres-cawapres itu masuk akal enggak, ya itu mari kita coba dudukkan," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Pacul menyinggung Bahlil belum pernah ikut pemilihan untuk elektoral, pilkada, bahkan capres-cawapres. 

Menurut Pacul, pernyataan Bahlil itu sama dengan pendapat orang awam saja.

"Artinya dia belum pernah mengikuti proses elektoral yang diperintahkan oleh UU. Kalau begitu di mana dia keahliannya? Ya itu masih question marked, ngapain gothak gathuk? Kalau Bambang Pacul udah ikut terus bos, sombong dikit boleh lah," ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Komisi III DPR RI itu menegaskan PDIP belum menetapkan calon presiden.

Namun Pacul juga tak mempermasalahkan satu sosok dipasangkan dengan sosok lainnya. 

Sebab, menurut Pacul, penjodohan itu bagian dan kerja lembaga survei.

"Bicara pilpres, PDI Perjuangan belum punya calon hari ini, sampai hari ini belum menetapkan calonnya siapa. Dan untuk calonnya siapa, capres-cawapresnya siapa, ya Ibu Ketum," ujarnya.

"Jadi kalau orang bersurvei gothak gathukke, ini pasangan dengan ini, ini pasangan dengan ini ya monggo-monggo aja, namanya juga survei, itu bagian dari pekerjaan dia. Iya toh? monggo aja," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini