\"Ini menjadi perhatian khusus seluruh debarkasi agar seluruh barang bawaan jemaah dapat terdistribusi dengan baik," tutur Aqil Irham.
Kemenag juga akan memastikan kondisi bus yang akan mengangkut jemaah. Mulai dari kelayakan bus pengangkut jemaah haji dari Bandara ke Debarkasi.
"Maupun yang mengangkut jemaah dari Debarkasi ke Kabupaten Kota," tutur Aqil Irham.
Selain kesepakatan tersebut, Aqil meminta jajaran PPIH debarkasi berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS menyatakan, di masa kesiapsiagaan Covid-19, jemaah haji yang tiba di tanah air akan dilakukan upaya pengawasan kekarantinaan kesehatan dan protokol kesehatan yang berlaku.
"Bagi Jemaah yang tiba di tanah air akan dilakukan skrining kesehatan saat kedatangan di bandara internasional debarkasi," ucap Budi.
Skrining yang akan dilakukan adalah pengecekan suhu melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di asrama haji debarkasi.
Jika didapati jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan test antigen. Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala atau gejala ringan. Sementara yang bergejala sedang atau berat akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19," jelas Budi.
Sementara bagi jemaah haji yang dinyatakan sehat saat kedatangan dan observasi di asrama haji debarkasi, dapat kembali ke rumahnya dengan tetap menjalani karantina mandiri dan memantau kondisi kesehatannya selama 21 hari ke depan.
"Jemaah akan dibagikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji/K3JH, dan dilakukan pengawasan oleh dinkes setempat," ujarnya.(tribun network/fah/rin/dod)