TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan rilis Bloomberg, terdapat 15 negara yang berpotensi resesi, termasuk Indonesia.
Urutan kelima belas negara tersebut yakni: Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, lalu India.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama, dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, dikutip dari Gramedia.
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, survei tersebut menunjukkan indikator ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara lain.
"Itu menggambarkan bahwa dari indikator neraca pembayaran kita, APBN kita, ketahanan dari GDP kita, dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga serta monetery policy kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas yaitu di atas 70 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi virtual di Bali, dikutip dari KompasTV.
Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan tetap waspada dengan potensi resesi.
Baca juga: Amerika Serikat Sedang Masuki Resesi Ringan, Ini Tanda-tandanya
Lantaran, kenaikan inflasi masih menjadi ancaman bagi Indonesia dan negara lainnya.
Lantas, apa dampak dari resesi?
Resesi Ekonomi sendiri tidak hanya berpengaruh terhadap pemerintah, tetapi juga perusahaan maupun kehidupan individu.
Baca juga: Bursa Saham Hong Kong Tergelincir sementara Pasar Asia-Pasifik Alami Kenaikan
1. Dampak Resesi kepada Pekerja
Resesi memberikan dampak nyata pada para pekerja yaitu dengan pemutusan hubungan kerja atau PHK, yang kemudian menjadikannya pengangguran dan membuatnya kehilangan pendapatan utama.
Tingkat pengangguran yang tinggi sendiri menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial, yang mengarah kepada vandalisme dan kerusuhan di masyarakat.
2. Dampak Resesi Pada Perusahaan
Di saat daya beli masyarakat menurun, potensi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan pun semakin kecil.
Apalagi dengan terjadinya resesi, masyarakat tentunya lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya.
Sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa mengalami penurunan.
Permintaan yang menurun, tentu saja akan turut menurunkan laba perusahaan.
Bahkan apabila permintaan tidak ada sama sekali perusahaan berisiko mengalami kerugian besar hingga bangkrut.
3. Dampak Resesi Kepada Pemerintahan
Dampak yang paling terasa adalah jumlah pengangguran yang kian meningkat.
Pemerintah kemudian dituntut untuk segera menemukan solusi mengakhiri resesi sehingga lapangan kerja kembali terbuka guna menyerap tenaga kerja.
Selain itu pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi sebab Pemerintah di setiap negara pasti membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan upaya pembangunan negara.
(Tribunnews.com, Widya) (KompasTV, Dina Karina)