TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Badan Pangan Nasional atau Nasional Food Agency (NFA) memastikan ketersediaan pangan strategis di Indonesia saat ini dalam kondisi aman dan surplus untuk sejumlah komoditas.
Hal tersebut disampaikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Jumat (15/07/2022) di tengah isu krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19 dan kondisi perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan pangan di sejumlah negara.
Arief mengatakan untuk sejumlah komoditas pangan strategis Indonesia mengalami surplus.
“Seperti jagung dan telur saat ini kita surplus. Sehingga kalau gudang penuh ini peluang untuk ekspor. Harus kita jaga di hilir untuk item-item yang sudah banyak produknya,” ucapnya.
Baca juga: Strategi BUMN Pupuk Hadapi Tantangan Disrupsi akibat Krisis Pangan dan Energi
Berdasarkan data yang diolah Badan Pangan Nasional, sampai akhir tahun stok jagung diperkirakan surplus sekitar 2,8 jt ton dan telur ayam 615 ribu ton.
Selain itu, untuk beras dan daging ayam juga mengalami surplus masing-masing 7,5 juta ton dan 903 ribu ton.
Arief menambahkan sebelumnya ia bersama Kementerian Pertanian telah melepas ekspor unggas ke Singapura.
Hal itu menandakan ketersediaan pangan di Indonesia sudah cukup.
Beberapa negara dari timur tengah bahkan meminta Indonesia berkontribusi memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Ia menegaskan saat ini pemerintah Indonesia secara serius tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman krisi pangan dunia.
Untuk itu, guna menjamin cadangan pangan dalam negeri diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pusat dan daerah, sektor usaha, lembaga, serta kementerian terkait.
“Arahan Bapak Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna 20 Juni 2022 sangat jelas, Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan. Permasalahan ancaman krisis pangan ini tidak dapat diselesaikan oleh Badan Pangan Nasional sendiri, oleh karena itu diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pangan. Hari ini mari kita bersatu untuk kemajuan masyarakat Indonesia,” ujar Arief.
Lebih lanjut Arief mengatakan guna memperkuat kolaborasi Badan Pangan Nasional telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Pangan Nasional yang dihadiri Kepala Dinas dan Perwakila Dinas Urusan Pangan dari 514 kabupaten/kota dan 37 provinsi.
Rakor ini merupakan kesempatan untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam kerangka pembangunan pangan.
Arief berpesan kepada seluruh dinas pangan untuk membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait seperti kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, akademisi, asosiasi, dan para pelaku usaha pangan.
Arief juga meminta agar seluruh dinas pangan untuk membangun sub-ekosistem pangan yang sehat dan kuat di daerahnya masing-masing dari hulu hingga hilir sehingga turut berkontribusi dalam penguatan kemandirian pangan nasional.
"Kita akan bangun ekosistem pangan dari pusat hingga daerah melalui sistem informasi pangan yang terintegrasi baik on farm maupun off farm sehingga pengambilan kebijakan pun dapat dilakukan secara cepat dan komprehensif," pungkasnya.
.