"Atau popor (bagian bawah) senjata laras panjang, kemudian di bawah ketiak juga ada luka," ucapnya.
Namun, ia tak mengetahui secara pasti, tapi ada dugaan luka tembakan yang menyerempet ke bagian bawah ketiak.
Bagian dagu dekat leher korban juga ada luka jahitan cukup panjang sekira 12 centimeter dan terlihat jelas.
"Di bawah dada ada bekas luka hitam dugaan bekas tembakan peluru," katanya.
Selanjutnya, di pundak ada luka dan dadanya ada belahan dan dijahit bekas autopsi.
Namun ada beberapa bukti lainnya masih di telepon seluler dan komputer milik Komaruddin.
Bukti itu menunjukkan luka di jari yang sampai tak bisa berfungsi lagi alias syarafnya telah terputus.
"Nah pertanyaannya, hancurnya jari dan luka lainnya itu setelah ditembak atau sebelum ditembak?" katanya.
Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).
Hingga lebih dari sepekan sejak peristiwa itu terjadi, kepolisian masih menyelidiki kasus penembakan sesama anggota polisi ini.
Sementara jenazah Brigadir J sudah dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, Senin (11/7/2022).
Baca juga: Ahli Forensik Tanggapi Soal Jari Putus pada Jasad Brigadir J: Proyektil Peluru Bisa Patahkan Tulang
Selain luka tembak, keluarga Brigadir J menemukan setidaknya 7 luka akibat senjata tajam di tubuh Brigadir J.
Bahkan salah satu jari Brigadir J putus.
Terkait luka yang diderita Brigadir J, ahli forensik mengungkap penyebabnya.