Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara di Eropa melaporkan gelombang panas atau heatwave melanda negara mereka.
Suhu panas di Inggris, Prancis, Spayol, Portugal, hingga Italia mencapai 38 derajat celcius bahkan menyentuh angka 40 derajata celcius.
Gelombang panas tersebut membuat 8 ribu warga Inggris harus dievakuasi, karena suhu panasnya mencapai 38,1 derajat elcius dan menjadikannya hari terpanas sepanjang tahun dan hari terpanas ketiga sepanjang masa.
Bagaimana dengan Indonesia sebagai negara tropis, mungkinkah fenomena heatwave juga bisa terjadi di sini?
Merespons hal itu, Koordinator Sub Bidang Informasi Gas Rumah Kaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Albert Nahas memaparkan, gelombang panas yang terjadi di negara-negara Eropa sangat kecil terjadi di Indonesia.
Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang dikelilingi perairan yang cukup luas
Baca juga: Gelombang Panas di Eropa Kian Ganas, Sejumlah Negara Termasuk Inggris Mulai Keluarkan Peringatan
"Indonesia belum pernah terjadi heatwave karena kita di kelilingi lautan. Itu bisa mengurangi dampak heatwave karena lembap air," kata dia saat ditemui dalam kegiatan bincang udara, di Hotel kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (18/7/2022).
Ia merinci, definisi gelombang panas adalah kondisi yang berlangsung berturut-turut 3-5 hari.
"Jadi sangat susah terjadi di sini, apalagi kalau harus 3-5 hari. Di negara eropa karena mereka lebih kering. Sehingga potensi untuk terjadi heatwave lebih besar," paparnya.
Dari catatan BMKG, ibukota Jakarta pernah mencapai suhu panas 39 derajat celcius. Namun kejadian tersebut bukanlah gelombang panas.
"Jadi secara definisi dulu, heatwave itu temperatur di atas 35 derajat atau lebih, selama lima hari berturut-turut. Nah, dari definisi ini Indonesia belum mengalami, setidaknya itu yang dicatat BMKG," imbuh Albert.
Meski demikian, kondisi cuaca yang ekstrem di Indonesia diperlu diwaspadai karena juga berdampak pada kesehatan.