TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah warga Timor Leste mengungkapkan pandangannya tentang Indonesia.
Hal tersebut disampaikan warga Timor Leste saat berbincang dengan presenter Najwa Shihab.
Dalam pertemuan tersebut, mereka mengaku mempelajari bahasa Indonesia melalui sinetron.
Seorang mahasiswi Universitas Nasional Timor Lorosae (UNTL), Natly Ornai, mengaku belajar bahasa Indonesia dengan membaca buku.
Mahasiswi jurusan kebidanan ini lalu menyebutkan beberapa penulis asal Indonesia yang diketahui.
Ia pun mengaku sudah membaca buku karya Najwa Shihab, Fiersa Besari, Boy Candra, dan Eka Kurniawan.
"Suka nonton televisi, tapi karena suka membaca dan bahasanya mudah dimengerti, jadi saya baca buku bahasa Indonesia, seperti penulis yang terkenal di Indonesia," ujarnya, dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Najwa Shihab, Jumat (22/7/2022).
Selain sinetron dan buku, mahasiswi lainnya juga mengaku belajar bahasa Indonesia melalui musik.
Mahasiswi UNTL jurusan hukum, Lucitania Cris, mengungkapkan mendengarkan lagu Hati-Hati di Jalan dari penyanyi Tulus.
"Sekarang (lagu) Tulus yang Hati-Hati di Jalan lagi viral, itu viral banget," ungkap dia.
Baca juga: Timor Leste Ingin Jadi Anggota ASEAN di 2023, Apa Tanggapan Indonesia?
Ketika ditanya pandangannya tentang Indonesia, Lucitania menyebut, Indonesia dan Timor Leste mempunyai kebudayaan yang mirip.
Menurutnya, ada beberapa warga Timor Leste yang menikah dengan warga Indonesia.
"Indonesia kan salah satu negara yang pernah menjajah Timor Leste, jadi sudah menjadi bagian juga."
"Kulturnya juga, makanannya, orang-orangnya juga karena ada kawin campur antara masyarakat dari Indonesia."
"Jadi sudah kayak menyatu, jadi part of Timor Leste," beber Lucitania.
"Kita enggak bisa mengubah masa lalu atau yang sudah terjadi," sambungnya.
Baca juga: Presiden Ramos Horta Ungkap Hubungan Baik Indonesia-Timor Leste di Bidang Pendidikan
Sebagai informasi, Timor Timur pernah menjadi satu di antara provinsi di Indonesia.
Timor Timur lalu memutuskan untuk merdeka dan menjadi negara Timor Leste.
Dikutip dari Kompas.com, Timor Leste merupakan negara yang pernah dijajah oleh Portugis.
Lalu, ada perpecahan pendapat mengenai akan dibawa ke mana Timor Leste saat terjadi kekosongan kekuasaan.
Saat itu, terdapat tiga perbedaan keinginan di Timor Leste, yakni keinginan untuk merdeka dan memiliki otonomi sendiri, merdeka secara bertahap, dan bersatu dengan Indonesia.
Baca juga: Temui Presiden Timor Leste, Kepala BNPT Dorong Kerja Sama Penanggulangan Terorisme
Perbedaan pendapat itu pun memicu perang saudara.
Kemudian, Indonesia datang dan menyatakan Timor Leste sebagai bagian dari negara pada 7 Desember 1975 dalam Operasi Seroja.
Adapun tujuan operasi ini untuk memukul mundur pasukan Fretilin yang merupakan pihak yang memerdekakan Timor Leste, namun tidak mendapat dukungan dari warga sipil.
Pemerintah Indonesia lalu berupaya melakukan macam-macam pembangunan di sana.
Hal ini untuk mengambil hati para rakyat Timor Leste yang sedang dalam kondisi panas dan tak menentu.
Namun, gerakan separatis terbentuk dan Timor Leste ingin menjadi negara merdeka.
Dengan berbagai macam upaya damai, Timor Leste akhirnya dinyatakan merdeka secara utuh oleh PBB pada 30 Agustus 1999.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Puteri Cikal Anasta)