TRIBUNNEWS.COM - Para ajudan Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo termasuk Bharada E telah menjalani pemeriksaan dari Komnas HAM terkait kasus kematian Brigadir J, pada Selasa (26/7/2022) kemarin.
Diketahui sebelumnya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J meninggal dunia setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengaku ia sempat mengobrol langsung dengan Bharada E sebelum melakukan pemeriksaan dari Komnas HA.
Dari pembicaraannya Ahmad Taufan pun mencoba untuk menangkap bagaimana kondisi psikologis Bharada E.
"Saya beberapa belas menit ngomong-ngomong sama dia sebelum pemeriksaan resminya dimulai. Yaitu pemeriksaan dilakukan oleh saya dan Choirul Anam. Jadi ada proses pembicaraan itu saya mencoba menangkap bagaimana kondisi psikologis dia," kata Ahmad Taufan dilansir tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (27/7/20220)
Menurut Ahmad Taufan, Bharada E tampak cukup tenang dan bisa memberikan keterangan terkait kematian Brigajid J secara runtut.
Baca juga: Dokter Forensik: Meski Jenazah Brigadir J Masih Utuh, Autopsi Ulang Cukup Rumit Dibanding Pertama
Bahkan saat diminta untuk melakukan simulasi insiden baku tembaknya dengan Brigadir J, Bharada E sanggup melakukannya dengan baik.
Namun Ahmad Taufan tidak bisa menjamin bahwa kondisi psikologis Bharada E saat diperiksa Komnas HAM benar-benar stabil 100 persen.
"Kesan saya dia cukup tenang, ketika memberikan keterangan pun runtut menjelaskan keterangan-keterangan itu, seperti apa kejadiannya, dimulai dari kasusnya bagaimana, juga menjelaskan aspek-aspek lain secara runtut dan tenang."
"Bahkan ketika ada beberapa hal yang harus disimulasikan, dia bisa melakukannya dengan baik. Tetapi tentu saja, kalau dikatakan dia 100 persen stabil ya enggak lah. Namanya juga orang yang terlibat dalam suatu kasus besar," terang Ahmad Taufan.
Baca juga: Komnas HAM Tanyakan Isi Ponsel Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J ke Polisi Hari Ini
Ahmad Taufan menambahkan,dirinya juga sempat bertanya kepada Bharada E, apakah mengetahui kasus kematian Brigadir J ini sekarang telah menjadi perharian nasional dan disiarkan di bergagai media.
Dengan tenang Bharada E menjawab bahwa ia mengetahuinya, bahkan sebelum berangkat ke Kantor Komnas HAM, ia sempat menonton tayangan beritanya di YouTube.
Dan Bharada E juga tahu di Kantor Komnas HAM sudah banyak wartawan yang menunggu kehadirannya.
"Kemarin saya tanya, 'kamu tahu enggak kalau ini jadi perhatian nasional, disiarkan oleh media' dia tahu, saya tanya 'kamu nonton tayangan di TV-nya?' dia nonton. Bahkan sebelum datang ke Komnas HAM dia sempat nonton di YouTube, dia tahu ada banyak wartawan di Komnas HAM yang menunggu dia." ungkapnya.
"Jadi itu yang saya bilang, kalau orang ini 100 persen stabil pasti enggak lah, adalah kecemasan, saya menangkap dari ekspresinya. Tapi sekali lagi, dia cukup tenang untuk menjelaskan semua informasi, keterangan, dan fakta-fakta versi dia. Informasi versi Bharada E itu kita terima, kita jadikan satu catatan, nanti akan kita proses dengan yang lainnya," pungkasnya.
Baca juga: LPSK Pastikan Sudah Surati Orang Tua Brigadir J untuk Tawarkan Perlindungan, Tapi Belum Direspon
Hasil Autopsi Ulang Brigadir J di Jambi akan Diungkap di Pengadilan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, hasil autopsi jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang telah dilaksanakan, Rabu (27/7/2022) hari ini akan dibuka saat sidang di pengadilan.
Ia mengatakan autopsi atau ekshumasi ini dilaksanakan oleh pihak berwenang, dan ini dilakukan untuk kepentingan penyidikan.
"Ini akan dibuka hasilnya di Pengadilan," ucap Dedi Prasetyo di RSUD Sungai Bahar, Jambi.
Dibukanya hasil autopsi di pengadilan, kata Dedi telah sesuai dengan Undang Undang tentang Keterbukaan informasi publik.
Baca juga: Polri: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J oleh Dokter Forensik, Diawasi Komnas HAM dan Kompolnas
"Keterbukaan informasi publik itu sifatnya pengecualian dan limitatif untuk proses penyelidikan dan penyidikan, tapi yang dibuka hasilnya ini yang di persidangan diuji nanti oleh hakim," jelasnya.
Ia menyebut hal ini berkaitan dengan apakah seluruh alat bukti yang dihadirkan oleh penyidik di persidangan sudah sesuai dengan peristiwa yang terjadi atau belum.
Proses autopsi ulang jenazah Brigadir J ini atas permintaan pihak keluarga melalui kuasa hukum.
Menurut polisi, Brigadir J tewas akibat luka tembak saat berada di kediaman Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022) lalu.
Baca juga: Proses Ekshumasi Jenazah Brigadir J Diawasi Kompolnas dan Komnas HAM
Namun pihak keluarga melihat kondisi jenazah Brigadir J tidak wajar.
Mulai dari luka sayatan di bagian muka dan kepala, kondisi jari yang retak hingga memar dibagian dada.
Untuk itu, autopsi ulang akan digelar di RSUD Sungai Bahar, dekat lokasi makam Brigadir J.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Eko Sutriyanto)