News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

UPDATE Temuan Komnas HAM: Brigadir J Masih Hidup Usai PCR Bersama Bharada E, Dimana Ferdy Sambo?

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo(Kiri), Putri Candrawati (Tengah), Brigadir J(Kanan). Komnas HAM mendapatkan rekaman CCTV aktivitas PCR Brigadir J, Bharada E, dan istri Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komnas HAM mengungkap fakta baru kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam menyebut, pihaknya mendapatkan rekaman CCTV aktivitas PCR Brigadir J, Bharada E, dan istri Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

"Saya bilangnya PCR untuk Ibu (Ferdy Sambo), ini yang terlihat di video ya, ini salah satu video. Untuk Ibu, untuk almarhum Yosua (Brigadir J), untuk Bharada E. Itu kelihatan, dan beberapa penumpang yang lain," kata Choirul Anam usai pemeriksaan terhadap Puslabfor Polri di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).

"Untuk pertanyaan Pak Sambo nanti, disimpan ketika kami periksa Pak Sambo. Saya tidak akan jawab," sambung Anam.

Ketika ditanya lebih jauh apakah keberadaan Ferdy Sambo juga terekam CCTV, Anam mengatakan Sambo terekam di rekaman video CCTV yang lain.

"Pak Sambo di video yang lain. Nanti pas pemeriksaan Pak Sambo, itu pertanyaan disimpan untuk waktu pemeriksaan Pak Sambo," kata dia.

Komnas HAM diketahui telah menonton sebanyak 20 video rekaman CCTV dari 27 titik lokasi terkait tewasnya Brigadir J.

20 video rekaman CCTV tersebut ditunjukkan Puslabfor Polri dalam pemeriksaan di Kantor Komnas HAM RI, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).

Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM M Choirul Anam mengatakan video-video tersebut memperlihatkan aktifitas pihak-pihak terkait dalam kasus tewasnya Brigadir J.

Mereka di antaranya Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo dan istri, Bharada E, serta Brigadir J.

Baca juga: Telisik Kematian Brigadir J, Komnas HAM Beberkan Belum Panggil Ferdy Sambo, Putri Candrawati Kapan?

Aktifitas tersebut, kata Anam, mulai dari sebelum peristiwa di Magelang, Duren Tiga Jakarta Selatan, hingga setelah peristiwa di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.

"Apa yang paling penting dalam video ini, di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Jadi Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang," kata Anam.

"Dan dari situ terlihat ada Bu Putri, ada almarhum Yosua masih hidup, sampai di Duren Tiga dia masih hidup, terus ada rombongan yang lain dan semuanya dalam kondisi hidup dan sehat, tidak kurang dari satu apapun," lanjut dia.

Dalam rangkaian peristiwa yang terekam CCTV tersebut, kata dia, salah satu catatan penting adalah di RS Kramat Jati.

"Constraint waktu yang penting di video ini salah satunya adalah soal Kramat Jati. Jadi kalau ditanya waktu dengan Kramat Jati sesuai atau tidak, kalau lihat dengan sekilas ya sesuai, nanti kita akan cek lagi," kata dia.

Seperti diketahui, menurut penjelasan awal polisi, Brigadir J diduga tewas usai baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).

Menurut polisi, baku tembak itu dipicu oleh Brigadir J yang melakukan pelecehan dan pengancaman berupa penodongan senjata ke kepala istri Ferdy Sambo, PC.

Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI M Choirul Anam di Kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022) (kiri), Samuel Hutabarat menunjukkan foto anaknya, Brigadir J (kanan). (Tribunnews.com/Gita Irawan, Tribunjambi.com/Aryo Tondang)

Sebagai informasi, dugaan Brigadir J tewas di perjalanan Magelang hingga Jakarta sebelumnya diungkapkan oleh pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin menyebut dugaan itu didasari pada keadaan bahwa pada Jumat (8/7/2022) pukul 10.00, Brigadir J masih memberi kabar kepada keluarganya bahwa ia masih mengawal atasan di Magelang.

Namun, pukul 17.00, Brigadir J sudah tidak merespons panggilan keluarga.

Oleh sebab itu, pihak keluarga Brigadir J meminta polisi menyita CCTV yang merekam perjalanan dari Magelang hingga Jakarta.

Baca juga: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir Yosua, Susno Duadji: Hasil Autopsi Bisa Ubah Alur Cerita 180 Derajat

Kemudian, terkait isi ponsel Ferdy Sambo dan Brigadir J, Komnas HAM akan menanyakannya ke pihak kepolisian.

"Semua HP (ponsel) yang terkait peristiwa ini pasti kami akan tanya. Contohnya misalnya HP-nya J."

"Itu kami akan tanya di mana posisinya, apa isinya. Termasuk misalnya hp-nya Irjen Sambo itu kami juga akan tanya dimana dan apa isinya, dalam konstruksi peristiwa ini," ujar Anam di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat, Rabu, dilansir Tribunnews.com.

Samuel Hutabarat menunjukkan foto anaknya, Brigadir J, yang meninggal dalam penembakan di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. (Tribunjambi.com/Aryo Tondang)

Selain itu, Komnas HAM akan menanyakan soal rekaman CCTV terkait peristiwa tersebut kepada kepolisian.

"Kalau di Irjen Sambo CCTV-nya rusak di rumahnya, kenapa kok rusak? Sejak kapan rusak itu pasti kami tanya, soal yang baru didapatkan dalam lingkungan sekitar itu juga kami akan tanya, tadi saya bilang tim kami itu juga sudah menyiapkan itu," papar Anam.

Baca juga: Dugaan Brigadir J Tewas di Magelang Terpatahkan, Komnas HAM Ungkap Momen Tawa Ajudan Ferdy Sambo

Diketahui, jenazah Brigadir J sudah dilakukan autopsi ulang pada Rabu (27/7/2022).

Nantinya hasil autopsi akan diserahkan kepada penyidik untuk menunjang pengungkapan kasus.

Pihak keluarga juga akan diberikan informasi terkait hasil autopsi.

Hasil autopsi ulang Brigadir J akan keluar pada 4-8 minggu mendatang.

Lalu, hasil autopsi ulang Brigadir J akan dibuka di pengadilan.

Diberitakan sebelumnya, hari ini akan dilakukan autopsi ulang jenazah Brogadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Autopsi ulang digelar untuk menjawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.

Permohonan melaksanakannya disampaikan oleh kaluarga Brigadir Yosua Hutabarat melalui kuasa hukumnya.

Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik dari yang ditunjuk oleh Polri dan juga tim independen.

Di antara dokter forensik tersebut ada yang berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia, dan juga dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

Baca juga: Hasil Autopsi Ulang Brigadir J di Jambi akan Diungkap di Pengadilan

Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022) sore.

Keterangan polisi, Yosua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.

Motif baku tembak, polisi mengatakan berawal dari aksi Brigadir Yosua Hutabarat yang masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo.

Di dalam kamar itu ada istri Ferdy. Yosua disebut polisi melakukan pelecehan dan penodongan senjata.

Kemudian ada teriakan istri Sambo, hingga akhirnya Bharada E turun memeriksa ke arah sumber teriakan.

Dia menegur Yosua yang baru keluar dari kamar, kemudian dibalas tembakan, dan akhirnya baku tembak.

Namun pihak keluarga banyak yang meragukan kronologi tersebut. Apalagi di tubuh Yosua juga ada bekas mirip luka sayatan dan luka lebam.

Suasana tempat autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di RSUD Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). (Tangkap layar siaran langsung YouTube Kompas TV)

Selain itu juga merasa janggal dengan lamanya polisi menyampaikan pernyataan pers, yakni 3 hari setelah Yosua meninggal dunia.

Tak hanya itu, kejadian berikutnya juga membuat publik semakin merasa janggal, karena pencabutan decoder CCTV hingga lokasi kejadian yang ternyata tidak juga dipasang garis polisi hingga beberapa hari setelah kejadian. (Tribun/Igman) (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini