"Dia (Yenny) tidak melalui tahapan yang berdarah-darah untuk membangun partai. Dan dia juga bukan kader partai. Itu menurut perspektif Cak Imin," tuturnya.
Alhasil, eksistensi Yenny Wahid di PKB selalu dikritisi oleh kelompok Cak Imin.
Firman menyebut, PKB digembar-gemborkan sebagai Partai Keluarga Besar, yang jika disingkat memiliki singkatan serupa dengan Partai Kebangkitan Bangsa.
"Karena ada Yenny di situ. Meskipun Muhaimin pun masih keponakan Gus Dur ya. Tapi intinya adalah kelompok ini kritis lah terhadap Yenny," ucap Firman.
Di sisi lain, Yenny bukan tanpa perlawanan. Yenny membangun jaringannya sendiri untuk kepentingan partai.
Akibatnya, ada persaingan terselubung di dalam PKB, yakni antara Yenny Wahid dan Cak Imin.
"Dan kelompok Yenny ini adalah kelompok yang kemudian memberikan bisikan ke Gus Dur untuk berhati-hati dengan Muhaimin, karena dia punya potensi untuk mendongkel Gus Dur," terangnya.
Gus Dur, kata Firman, lantas mempercayai peringatan putrinya itu.
Singkat cerita, Firman mengatakan Cak Imin dipecat oleh Gus Dur dari posisi Ketua Umum PKB.
Gus Dur saat itu menduduki posisi dewan syuro.
Tidak terima dipecat oleh Gus Dur yang notabene merupakan pamannya sendiri, Cak Imin sempat menghilang selama beberapa minggu.
Usai "menghilang", Cak Imin pun kemudian melakukan serangan balik.
"Dan dia menang akhirnya di pengadilan. Karena apa? Karena salah satu poinnya adalah dia dipecat dalam suatu forum yang tidak eligible," jelas Firman.
Lebih jauh, Firman mengatakan, Cak Imin berhasil menyingkirkan Gus Dur dari PKB.