TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif menyebut, seharusnya partai politik (parpol) introspeksi diri lantaran jargon antikorupsi hanya menjadi jualan kampanye, namun implementasinya tak ada.
Hal itu disampaikannya diskusi publik bertajuk 'Partai Sehat untuk Pemilu 2024' secara daring, Kamis (4/8/2022).
"Para partai politik itu harusnya introspeksi diri karena antikorupsi semua menjadi jualan kampanye. Enggak tahu ya pemilu kedepan tetapi antikorupsi itu ada di setiap platform, sayang implementasinya tidak ada," kata Laode.
Dalam diskusi itu Laode menyampaikan potret bahwa wajah korupsi di tanah air berdimensi politik.
Misalnya, hampir seluruhnya korupsi dilakukan oleh para politikus atau kader suatu parpol.
"Jadi tidak ada juga partai politik yang mengatakan saya lebih bersih dari A, saya lebih bersih dari B, tidak ada," ucapnya.
"Banyak sekali memang wajah-wajah semuanya berhubungan dengan parpol, yang bikin saya sedih lagi ini anak-anak reformasi ini enggak kalah korupsinya," lanjutnya.
Oleh karena itu, menurut Laode hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama, terutama bagi Bawaslu.
Baca juga: Giliran Para Pengurus dan Kader PKB Dapat Pembekalan Antikorupsi dari KPK
Sebab, menurutnya saat ini setiap pemilihan suatu jabatan pasti melibatkan politik uang.
"Akar penurunan demokrasi itu saya pikir ini, ini adalah pekerjaan dari teman-teman Bawaslu menjadi sangat sulit karena semua pemilihan public officials itu selalu melibatkan uang," ujarnya.
"Jadi bukan cuma pemilihan DPR dan presiden, kepala desa, bupati, gubernur bahkan dengar-dengar pemilihan rektor pun ada yang memakai uang," tandasnya.