News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil TGB Muhammad Zainul Majdi, Eks Gubernur NTB Bakal Calon Ketua Harian Nasional Perindo

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TGB Muhammad Zainul Majdi - Inilah profil TGB Muhammad Zainul Majdi, eks Gubernur NTB yang bergabung dengan Perindo, dikenal sering berpindah partai politik.

TRIBUNNEWS.COM - Tokoh dari NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi telah bergabung dengan Partai Perindo.

Ia yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini bakal dilantik menjadi Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo.

Profil TGB Muhammad Zainul Majdi berikut karier politiknya tersaji dalam artikel ini.

Karier politik TGB bisa dikatakan dinamis karena riwayatnya berpindah-pindah partai.

Mulai dari PBB, Partai Demokrat, Partai Golkar hingga kini memilih Perindo.

Profil TGB Muhammad Zainul Majdi

Baca juga: Gabung Partai Perindo, TGB Zainul Majdi Bakal Dilantik Jadi Ketua Harian Nasional Besok

Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) lahir di Pancor, Selong, Lombok Timur, NTB pada 31 Mei 1972.

Muhammad Zainul Majdi merupakan anak dari pasangan suami istri HM Djalaluddin yang pernah bekerja sebagai birokrat di Pemda NTB dan Hj Rauhun Zainuddin Abdul Madjid.

Muhammad Zainul Majdi lahir di tengah keluarga yang sangat kental atmosfer keagamaannya.

Mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi di Gedung PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2018). Profil TGB Muhammad Zainul Majdi, Eks Gubernur NTB Bakal Calon Ketua Harian Nasional Perindo (Tribunnews.com/ Danang Triatmojo)

Kakek Muhammad Zainul Majdi, M. Zainuddin Abdul Madjid adalah seorang ulama besar di Lombok, NTB yang juga pendiri organisasi Nahdlatul Wathan.

Muhammad Zainul Majdi merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.

Lima orang saudara kandungnya antara lain Ir Hj Siti Rohmi Jalilah, H Muhammad Syamsul Luthfi SE, Muhammad Jamaluddin BE, Siti Soraya, dan Siti Hidayati.

Pada 1997, Muhammad Zainul Majdi menikahi seorang perempuan bernama Rabiatul Adawiyah.

Rabiatul Adawiyah merupakan seorang putri ulama terkenal di Betawi.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak yaitu Muhammad Rifqi Farabi Majdi, Zahwa Nadira Majdi, Fatimah Azzahra Majdi, dan Zaida Salima Majdi.

Namun pernikahan mereka hanya sampai pada tahun 2013.

Setetelah menjalin rumah tangga selama 17 tahun, Muhammad Zainul Majdi dan Rabiatul Adawiyah bercerai.

Muhammad Zainul Majdi kemudian menikah dengan Hj Erica Zainul Majdi.

Dari pernikahan kedua itu, Muhammad Zainul Majdi dikaruniai dua orang anak yaitu Azzadiina Johara Majdi dan Khadija Hibbaty Majdi.

Riwayat Pendidikan

Karena lahir di tengah keluarga yang sangat kental nilai keagamaannya, pendidikan agama menjadi prioritas utama bagi Muhammad Zainul Majdi.

Pendidikan formal Muhammad Zainul Majdi dimulai di SD Negeri 3 Mataram dan lulus pada 1986.

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH. Ma’ruf Amin, TGH Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang usai silaturahmi di kediaman Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara, Kota Bandung, Sabtu (26/1/2019). (ist)

Lulus dari SD, Muhammad Zainul Majdi kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimin Nahdlatul Wathan di Pancor.

Muhammad Zainul Majdi terkenal sebagai siswa yang cerdas, ia menyelesaikan pendidikan di MTs dalam waktu dua tahun.

Karena itu, pada 1991 Muhammad Zainul Majdi sudah lulus dari MA.

Lulus dari MA, Muhammad Zainul Majdi sempat mendalami ilmu agama selama setahun di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor.

Selama satu tahun, Muhammad Zainul Majdi menghafal 30 jus Al-Qur’an di sana.

Pada 1992, Muhammad Zainul Majdi pergi ke Kairo, Mesir, untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar mengambil jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an.

Pada 1996, Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar Lc atau License.

Ia kemudian melanjutkah pendidikan masternya di jurusan dan kampus yang sama.

Pada 2000, Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan pendidikan masternya dan meraih gelar Master of Art (MA) dengan predikat Jayyid Jiddan.

Muhammad Zainul Majdi kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di fakultas dan jurusan yang sama.

Muhammad Zainul Majdi berhasil menyelesaikan pendidikan S3-nya dengan predikat Martabah El-Ula Ma’a Haqqutba atau Summa Cumlaude pada 8 Januari 2011.

Riwayat Karier dan Organisasi

Karier politik Muhammad Zainul Majdi tidak bisa dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Atas dorongan Yusril Ihza Mahendra, Muhammad Zainul Majdi akhirnya maju dalam pemilihan legislatif 2004.

Muhammad Zainul Majdi berhasil menjadi anggota DPR RI dari Partai PBB untuk periode 2004 – 2009.

Karena pengaruhnya yang sangat besar di Lombok, NTB, banyak yang meawarkan Muhammad Zainul Majdi untuk maju sebagai wakil gubernur.

Namun Yusril Ihza Mahendra kemudian meyakinkan Muhammad Zainul Majdi untuk maju sebagai calon Gubernur NTB.

Berpasangan dengan Badrul Munir, Muhammad Zainul Majdi yang diusung oleh PBB dan PKS pun maju sebagai calon Gubernur NTB pada Pilkada 2008.

Meski harus melawan calon petahana, Lalu Serinata, Muhammad Zainul Majdi akhirnya terpilih sebagai Gubernur NTB periode 2008 – 2013.

Ketika dilantik pada 17 September 2008, usia Muhammad Zainul Majdi baru 36 tahun dan membuatnya menjadi gubernur termuda di Indonesia.

Prestasi Muhammad Zainul Majdi selama menjabat sebagai gubernur cukup mentereng, terutama di bidang pertanian, pendidikan pariwisata, serta pengelolaan keuangan dan pemerintahan yang baik.

Hal tersebut membuatnya mendapat penghargaan Leadership Award dari Menteri Dalam Negeri pada 2012.

Tiga tahun menjadi Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi ditunjuk menjadi Ketua DPD Demokrat NTB Periode 2011 – 2016.

Pemilihan ini dilakukan saat Musyawarah II DPD Demokrat Lombok pada 2011, walhasil Muhammad Zainul Majdi menyeberang dari PBB ke Partai Demokrat.

Selain menjadi Ketua DPD Demokrat NTB, Muhammad Zainul Majdi juga sempat menjadi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Pada Pilgub NTB 2013, Muhammad Zainul Majdi kembali maju sebagai calon Gubernur NTB.

Muhammad Zainul Majdi diusung oleh Partai Demokrat, Golkar PDI Perjuangan, PPP, PAN, dan PKB.

Hasilnya, Muhammad Zainul Majdi kembali terpilih sebagai Gubernur NTB untuk periode kedua, yaitu 2013 – 2018 dengan perolehan suara 44,37 persen.

Nama Muhammad Zainul Majdi kembali mencuat ketika menjelang Pemilu 2019.

Muhammad Zainul Majdi secara terang-terangan menyampaikan dukungannya terhadap pasangan calon (paslon) Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Muhammad Zainul Majdi juga disebut-sebut masuk ke dalam kandidat calon wakil presiden pendamping Joko Widodo, meski akhirnya Joko Widodo akhirnya berpasangan dengan Ma’ruf Amin.

Sikap Muhammad Zainul Majdi tersebut membuat gejolak di internal Partai Demokrat, sebab pengurus pusat Partai Demokrat belum menentukan sikap politiknya.

Ujungnya, pada 23 Juli 2018 Muhammad Zainul Majdi mengundurkan diri dari Partai Demokrat.

Mundur dari Partai Demokrat, Muhammad Zainul Majdi kemudian melompat ke Partai Golkar.

Di partai bergambar pohon beringin itu, Muhammad Zainul Majdi mendapat dua posisi sekaligus.

Pada rapat pleno DPP Partai Golkar 19 Desember 2018, Muhammad Zainul Majdi terpilih sebagai Ketua Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar sekaligus Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden DPP Partai Golkar.

Selain di bidang politik, Muhammad Zainul Majdi juga aktif di bidang keumatan dan pendidikan.

Karena dinilai memiliki ilmu agama yang mumpuni, Muhammad Zainul Majdi sempat didaulat menjadi Ketua Nahdlatul Wathan (NW).

Hal ini bermula ketika NW mengalami perpecahan dan ada dualisme kepemimpinan sejak 1997.

Ada perbedaan pandangan dalam kepengurusan pusat NW tentang kepemimpinan seorang perempuan, yaitu Hj Siti Raehanun Zainuddin Abul Majid sebagai pemimpin ormas Islam.

Dalam Muktamar X Praya Lombok Tengah yang memilih Hj Siti Raehanun Zainuddin Abul Majid, sebagian peserta menolak dan memilih walk out.

Kubu yang menolak tersebut akhirnya mendirikan kepengurusan sendiri yang dikenal dengan PBNW Pancor.

Pada 2007, Muhammad Zainul Majdi terpilih menjadi Ketua Umum PBNW Pancor.

Muhammad Zainul Majdi sempat beberapa kali mengupayakan ishlah dengan PBNW Anjani pimpinan bibinya.

Pada 2010, keduanya sempat bersatu dalam kontestasi Pilkada, namun dalam kepengurusan belum juga menemukan titik temu sampai saat ini.

Muhammad Zainul Majdi kemudian terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidziyah PBNW utnuk periode 2016 – 2021.

Selain itu, Muhammad Zainul Majdi juga ditunjuk untuk menjadi Ketua Organisasi Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia untuk periode 2017 sampai 2021.

Di bidang pendidikan, Muhammad Zainul Majdi pernah didaulat sebagai Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur pada 2003.

Setelah tidak menjabat sebagai Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi kemudian mendirikan Rumah Tunas Generasi Bangsa (TGB).

Rumah TGB merupakan sebuah wadah yang memiliki beberapa misi diantaranya menyebarkan moderasi dalam praktek politik dan kehidupan sosial keagamaan, menguatkan praktik tata kelola pemerintahan dan kebijakan yang demokratis dan efektif, serta mengembangkan potensi generasi muda sebagai kekuatan masa depan bangsa.

Jadi Ketua Harian Nasional Perindo

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi bergabung dengan Partai Perindo.

Hal itu diungkapkan Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, saat dikonfirmasi Tribun, Jumat (5/8/2022).

Rofiq menyebut, TGB bakal dilantik menjadi Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo pada Sabtu (6/8) esok.

"Benar (TGB Gabung Perindo). Insyaallah besok TGB akan dilantik oleh Ketum Perindo pak Hary Tanoesoedibjo sebagai ketua harian nasional," kata Rofiq.

Rofiq mengatakan, bergabungnya TGB menunjukkan bahwa Partai Perindo adalah partai yang inklusif, terbuka untuk siapapun, dan ingin menjadi miniatur persatuan Indonesia yang sesungguhnya.

"Sebagaimana apa yang disampaikan ketua umum, Perindo untuk semua," ujarnya.

Adapun sebelum bergabung dengan Partai Perindo, TGB adalah kader Partai Bulan Bintang (PBB), hingga dia maju di Pilkada NTB dan menang sebagai gubernur. 

Kemudian TGB bergabung dengan Partai Demokrat. Setelah itu menjelang Pilpres 2019 lalu, dia memutuskan untuk mengundurkan diri. Lalu, TGB juga sempat berlabuh ke Partai Golkar. 

(Tribunnews.com/Chrysnha, Chaerul Umam) (TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini