Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hutan dengan segala sumber daya di dalamnya sangat dibutuhkan oleh manusia.
Sebab, hutan merupakan pemasok oksigen terbesar di permukaan bumi dan bermanfaat bagi manusia dan makhluk lainnya untuk bernapas.
Hutan juga berperan penting dalam menghasilkan penyediaan bahan pangan, sandang, papan, dan obat-obatan.
Namun, tuntutan ekonomi dan meningkatnya populasi manusia menyebabkan hutan tidak mampu lagi mempertahankan dirinya yang akan berakibat buruk bagi manusia.
Buruknya kondisi hutan bisa merusak keseimbangan alam dan berdampak pada perubahan iklim.
Karena dasar itulah rangkaian program edukasi FSC Forest Week 2022 diperkenalkan bertepatan Hari Hutan Indonesia.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Forest Stewardship Council (FSC) bagi para mitra dan stakeholder FSC di seluruh dunia yang bertujuan untuk meperkenalkan manfaat sertifikasi FSC bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
FSC merupakan organisasi non-profit global yang mendorong keberlanjutan hutan di dunia melalui pengembangan sertifikasi hutan untuk memastikan produk hasil hutan bersumber dari hutan yang lestari dan dikelola secara bertanggung jawab.
Tetra Pak sebagai pemegang sertifikasi FSC bekerjasama dengan IRCOMM sebagai mitra dan stakeholder FSC ingin meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kegiatan FSC Forest Week 2022 ini.
"Kegiatan edukasi ini, kami lakukan karena meyakini bahwa masyarakat perlu menyadari pentingnya pemilihan produk yang kemasannya berasal dari sumber daya terbarukan, yaitu hasil hutan yang telah tersertifikasi FSC," Reza Andreanto, Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia, di Resto Taman Koleksi - Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Mengintip Aktivitas “Gajah Terbang” di Hutan Riau
Pihaknya pun memastikan bahan baku kemasan berasal dari hutan dikelola secara bertanggung-jawab, dan sudah menjadi keharusan untuk terus berkomitmen pada praktik penerapan hutan lestari.
"Dan kami memastikan hutan tetap ada bagi generasi anak cucu kita," lanjutnya.
Di Indonesia, lebih dari 40 pemilik merek makanan-minuman dalam kemasan ikut bertanggung-jawab terhadap pemeliharaan sumber daya alam dengan memilih bahan baku kemasan yang rendah karbon, dapat diperbaharui, dan mempraktekkan prinsip pengelolaan yang bertanggung-jawab.