Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisikan Partai Golkar, PAN dan PPP meluncurkan visi dan misi untuk Pemilu 2024 di Surabaya, Jawa Timur pada, Minggu (14/8/2022).
Acara tersebut dihadiri Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Hadir pula jajaran kepengurusan ketiga partai tingkat Provinsi Jawa Timur serta para akademisi dan para cendekiawan.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan launching visi dan misi KIB merupakan bagian atau chapter kedua dari buku yang sedang ditulis oleh koalisi. KIB kata Airlangga bertekad untuk mengedepankan ide dan gagasan dalam perpolitikan Indonesia menuju Pemilu 2024 nanti.
“Alhamdulillah, pada tanggal 10 Agustus 2022 yang lalu, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) telah bersama-sama mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu tahun 2024,” kata Airlangga dalam pidato peluncuran visi-misi KIB.
Airlangga mengatakan ruang politik Indonesia menuju Pemilu 2024 harus dipenuhi dengan perdebatan ide dan kontestasi pemikiran untuk kemajuan bangsa, bukan politik identitas yang dapat memicu perpecahan.
Menurutnya terlalu besar taruhannya bila kontestasi pemilu nanti masih terjebak dalam polarisasi politik yang dapat mengoyak tenun kebangsaan.
“Kita ingin politik yang dikedepankan merupakan politik yang menyatukan, inklusif dan didasarkan pada kesamaan gagasan dan pemikiran untuk kemajuan Indonesia,” katanya.
Baca juga: KIB Bakal Sampaikan Visi Misi di Surabaya, PAN Bicara Penyatuan Langkah Politik 2024
Airlangga mengatakan KIB yang terdiri dari Golkar PPP, dan PAN berpengalaman di pemerintahan. Tiga ketua umum partai tersebut juga kini berada di dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Oleh karena itu pada 2024 nanti KIB bertekad terus melanjutkan capaian prestasi dan keberhasilan kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
“Berangkat dari capaian itu, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menawarkan keberlanjutan (contuinity) dan transformasi yang berpijak pada tantangan kontekstual yang dihadapi bangsa kita saat ini di tengah ketidakpastian geo-politik dan situasi ekonomi global yang tidak menentu,” katanya.
Airlangga yang juga menjabat Menko Perekonomian mengatakan Indonesia saat ini masih menghadapi “the perfect storm” atau badai dahsyat 5C yang juga dialami negara negara lain di seluruh dunia .
Pertama yakni Covid-19 yang belum berakhir; kedua Conflict yakni perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada ekonomi dunia; ketiga, Climate Change atau perubahan iklim yang telah mengubah berbagai sendi kehidupan;keempat Comodity price atau harga komoditas yang fluktuatif; terlahir Cost of living atau biaya hidup yang semakin tinggi.