TRIBUNNEWS.COM – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Indonesia biasanya identik dengan diadakannya lomba makan kerupuk.
Terlepas dari serunya lomba makan kerupuk, ternyata kerupuk sudah menjadi makanan pendamping masyarakat Indonesia sejak masa penjajahan.
Dikutip dari Kompas.com, sejarah kerupuk diceritakan oleh sejarawan dan penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, Fadly Rahman.
“Kerupuk sudah tercatat dalam naskah Jawa kuno sejak sebelum abad ke-10 Masehi,” ujar sejarawan sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran dikutip dari Kompas.com pada Selasa (16/8/2022)
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kerupuk sudah menjadi makanan pendamping untuk masyarakat kuno sejak sebelum abad ke-10 Masehi.
Kerupuk yang paling tua dan sudah lama dikonsumsi adalah rambak.
Baca juga: Saat Sandiaga Berikan Nama untuk Produk Kerupuk Ubi Buatan Emak-emak di Gorontalo
Rambak saat itu dibuat untuk memanfaatkan kulit sapi atau kerbau.
Sementara kerupuk aci dibuat karena banyaknya produksi singkong di tanah Jawa pada abad ke-19.
Kerupuk Aci
Kerupuk aci berbentuk bulat dan berwarna putih, terbuat dari olahan singkong atau terkenal dengan sebutan “aci” dalam bahasa Sunda.
Bahan utama kerupuk ini adalah singkong yang jumlahnya berlebih di Jawa khususnya pada abad ke-19.
Pada masa abad ini singkong menjadi salah satu komoditas pangan yang paling diandalkan oleh masyarakat Jawa.
“Singkong bisa direbus, digoreng atau dijadikan gablek, kemudian diolah menjadi tepung dan jadi aci. Dan salah satu produk dari singkong ya kerupuk,” papar Fadly lagi..
Diketahui kerupuk aci baru muncul pada abad ke-19, sehingga masyarakat Indonesia saat itu bertahan hidup dengan kerupuk.