Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerindra dan PDIP dikabarkan akan menggelar pertemuan pada Minggu (4/9/2022) mendatang di Hambalang, Bogor Jawa Barat.
Pengamat politik Agung Baskoro berkata bahwa pertemuan kedua partai besar itu berpotensi membentuk koalisi. Namun, Agung menganggap potensi koalisi Gerindra dengan PDIP cukup kecil.
“Ada peluang (koalisi), walaupun kansnya kecil,” kata Agung Baskoro kepada Tribunnews.com, Jumat (2/9/2022).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis ini menjelaskan, kecilnya peluang koalisi antara Gerindra dengan PKB lantara ceruk ideologis kedua parpol tersebut sama-sama berlatar nasionalis.
Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Ketua Umum Projo Disebut Sebagai Sinyal Jokowi Senang Koalisi Gerindra-PKB
Hal tersebut, kata dia, membuat keduanya butuh pendamping dengan sosok berlatar belakang agamis.
“Walaupun tak tertutup kemungkinan kedua partai ini berkoalisi sebagaimana pernah terjadi saat mega-prabowo maju Pilpres 2009, walaupun berakhir dengan kekalahan,” katanya.
Ia menambahkan, Prabowo Subianto yang sudah menyatakan siap menjadi capres pun menjadi sosok kuat yang punya posisi tawar bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR). Sementara itu, lanjutnya, PDIP datang belakangan dan cenderung sedikit ‘terlambat’.
“Ini belum termasuk bahwa PDIP punya warna ideologi yg sama dengan Gerindra,” katanya.
Baca juga: NasDem Tak Mau Buru-buru Koalisi dengan PKS dan Demokrat
Alhasil, sambung Agung, apakah Puan Maharani mau menerima tawaran sebagai cawapres atau Cak Imin kembali tak bisa bertarung dalam pilpres.
“Karena Cak Imin bersama PKB sesungguhnya justru pihak yang paling dibutuhkan Prabowo agar dapat memenangkan pertarungan setelah kalah berturut-turut dalam Pilpres,” ujar Agung.
Sebaliknya, peluang koalisi PDIP dengan Gerindra justru menjadi besar seandainya Prabowo Subianto belum mengumumkan diri sebagai capres.
Sebab, Gerindra menjadi tidak leluasa ketika sudah mengumumkan sosok capres, kantaran harus menyesuaikan dengan sosok Prabowo Subianto.
“Di satu sisi Gerindra bergantung sama Prabowo karena punya coattail effect. Di sisi yg lain, Prabowo tergantung cawapres yang bisa melengkapi dirinya,” ucap Agung.