Media itu juga mengutip tanggapan Anies tentang hasil jejak pendapat untuknya.
“Survei yang tidak diminta ini terjadi bahkan sebelum saya berkampanye, saya pikir mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas,” kata Anies.
Lebih lanjut, Channel News Asia memberitakan kandidat potensial calon presiden (capres), tanggapan analis terkait pencalonan Anies, dan bagaimana orang nomer satu di Ibu Kota itu menjabat sebagai gubernur.
Kandidat potensial populer lainnya termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mencalonkan diri dua kali sebelumnya tetapi tidak berhasil.
Kemudian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seorang politisi yang sedang naik daun di partai yang berkuasa.
Analis mengatakan Anies kemungkinan akan menjadi yang terdepan mengingat popularitasnya di salah satu kota terbesar di Asia Tenggara, posisi yang sering dianggap sebagai batu loncatan menuju kursi kepresidenan.
Seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta selama dua tahun sebelum memenangkan jabatan puncak pada 2014.
Tetapi Anies juga dikritik karena dia naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta pada 2017, dibantu oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap lawannya dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama, seorang Kristen etnis Tionghoa, yang kemudian dipenjara karena menghina Islam.
Baca juga: Anies Baswedan Kemungkinan Bakal Dideklarasikan Jadi Capres Usai Lengser dari Kursi Gubernur DKI
Pada saat itu, Anies, yang menganut Islam moderat, terlihat tidak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia itu.
Namun dia mengatakan kebijakannya sebagai gubernur telah “mempersatukan rakyat Jakarta”.
“Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor,” kata Anies.
“Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak,” katanya. (*)