TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan alasan pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM).
Mensos Risma menyebut bantuan ini diberikan untuk membantu masyarakat menghadapi gejolak ketidakstabilan harga bahan bakar minyak.
"Kita tahu ini memang ada kondisi yang memang tidak stabil, tidak seperti biasanya, maka kemudian diturunkan BLT BBM."
"Ini kan bukan terjadi hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia."
"Jadi makanya kemudian diturunkan (bantuan) BBM, kemudian kemarin (bantuan juga) diturunkan saat terjadi Covid-19, jadi seperti itu."
"Memang di sebagaimana di undang-undang Dasar 45 pasal 34 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar itu dipelihara oleh negara, jadi itulah konsepnya," kata Mensos, Risma dikutip dari Kompas TV, Sabtu (17/9/2022).
Baca juga: Pemerintah Akan Bagikan BLT Bagi Lansia dan Anak Yatim
BLT Diklaim Produk SBY
Bantuan langsung tunai yang dilakukan pemerintah ini menurut Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), adalah produk kebijakan zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Program BLT hingga saat ini masih dinilai relevan diberikan kepada masyarakat.
Nyatanya, program pemberian bantuan langsung tunai masih terus digunakan sebagai salah satu cara dalam memberikan bantuan kepada masyarakat di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dampaknya, kata AHY, BLT dapat menjadi penyangga utama daya beli masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan AHY saat mengomentari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia yang akhirnya membuat rakyat kesusahan.
"Demokrat mengerti ada persoalan dengan kesehatan APBN dan Ruang Fiskal Negara."
"Karena itu pemerintah perlu mengurangi subsidi BBM."
Baca juga: Pemerintah Akan Bagikan BLT Bagi Lansia dan Anak Yatim
"Namun, di sisi lain Demokrat juga sangat mengerti kondisi sosial ekonomi masyarakat kita yang tengah menghadapi tekanan berat."
"Sesungguhnya ada banyak cara untuk menaikkan fiskal selain menaikkan harga BBM."
"Misalnya dengan melakukan realokasi anggaran, penentuan prioritas, termasuk penundaan sejumlah proyek nasional yang tidak sangat mendesak," kata AHY saat Puncak Rapimnas Partai Demokrat yang ditayangkan di Kompas TV, Jumat (16/9/2022).
Namun, kenyataannya sekarang harga BBM naik.
Demokrat, lanjut AHY, pun memberikan dua solusi.
"(Yang pertama) bantuan rakyat yang ekonominya lemah (BLT), jumlahnya harus cukup, tepat sasaran dan bebas politik."
Baca juga: AHY Klaim BLT adalah Program Kebijakan SBY yang Sukses Jadi Penyangga Utama Daya Beli Masyarakat
"BLT, produk kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dulu ditentang oleh sebagian kalangan, justru sekarang ditiru dan terbukti menjadi penyangga utama daya beli masyarakat," lanjut AHY.
Namun, apabila harga minyak mentah dunia turun, maka pemerintah seharusnya juga menurunkannya.
"Kedua alasan untuk menaikkan BBM juga harus tepat, yakni jika harga minyak mentah dunia turun, maka turunkan kembali harga BBM kita, jangan sebaliknya," jelas AHY.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)