Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengungkap momentum kedekatannya dengan Almarhum Ketua Umum Dewan Pers Azyumardi Azra.
Polisitisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini pun mengatakan dia dan almarhum berkomunikasi intens.
Arsul mengatakan, saat dirinya merilis bukunya berjudul Catatan dari Senayan 2, Relasi Islam dan Negara Perjalanan Indonesia.
“Saya melaunching buku saya 'Relasi Islam dan Negara', maka beliau yang menulis prolognya kemudian yang menulis epilognya Prof Mahfud MD,” kata Arsul Sani di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2022).
Wakil Ketua MPR RI ini menambahkan, pertemuannya terakhir dengan almarhum adalah saat Ketua Dewan Pers itu bersama jajarannya mendatangi Komisi III DPR RI, berbicara tentang Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
“Untuk menyampaikan masukan terkait dengan RKUHP yang dinilai bisa mengancam kerja kerja jurnalistik dari para jurnalis. Masukannya sangat bagus sekali,” katanya.
Tak hanya itu, Arsul mengatakan dirinya turut mengagumi sosok Azyumardi Azra secara personal.
Menurutnya, ayah empat anak itu kerap menunjukkan netralitas, dalam hal ini ialah terkait RKUHP.
Sebagai contoh, jika sebagian masyarakat ingin RKUHP dihapuskan, maka Azra bersama jajaran Dewan Pers memberi jalan tengah dengan melakukan reformulasi hingga menawarkan formulasi alternatif.
Baca juga: JK Kenang 10 Tahun Bersama Azyumardi Azra: Tak Banyak Orang Seperti Beliau
“Nah ini saya kira hal yang baik karena kemudian antara sisi-sisi pandang antara pemerintah dan DPR dengan sisi pandangnya masyarakat sipil itu ditengahi oleh Dewan Pers yang dipimpin oleh almarhum,” ujarnya.
“Saya kira itu yang mengesankan bagi kami di DPR, sumbangan pemikiran almarhum beserta teman teman dewan pers itu terkait RKUHP itu luar biasa,” katanya menambahkan.
Tidak berhenti di situ, Wakil Ketua Umum PPP ini turut menyoroti kesederhanaan Almarhum Azyuwardi yang tercermin dalam sikapnga serta relasi dengan setiap orang.
“Beliau ini walaupu Prof Doktor, CBA yang itu lebih tinggi dari gelar yang diberikan Ratu Inggris kepada David Bekham ya, tapi tetap rendah hati,” kata Arsul.
“Tetap mau bergaul dengan semua orang. Ketemu sejumlah mahasiswanya yang diajar beliau merasakan hal yang sama seperti itu. Saya kira sikap sederhana, humble itu yang patut kita warisi,” tuturnya.