Polri Diminta Jelaskan soal Dugaan Keterlibatan 3 Kapolda di Pusaran Kasus Brigadir J
Isu dugaan keterlibatan 3 Kapolda dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terus mencuat.
Tiga Kapolda itu adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak.
Terkait itu, Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto meminta Polri untuk menjelaskan soal ada atau tidaknya keterlibatan ketiga Kapolda tersebut.
"Harus dijelaskan pada masyarakat dgn transparan agar tak memunculkan asumsi-asumsi liar, sekaligus menjadi bentuk klarifikasi ada atau tidak ada keterlibatan para Kapolda itu," kata Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (9/9/2022).
Bambang menyebut jika memang ketiganya terlibat maka Polri harus tegas untuk mendalami peran ketiganya sebagai bentuk tidak tebang pilih.
Di sisi lain, Bambang menyebut jika Polri tidak memberikan penjelasan soal isu itu maka akan menimbulkan asumsi jika Polri masih melindungi anggotanya.
"Membiarkan tanpa ada klarifikasi atau tindakan yang konkrit hanya akan memunculkan asumsi bahwa Polri masih melindungi personelnya yang terlibat dalam upaya menutupi sebuah kasus pembunuhan," ucapnya.
Lebih lanjut, Polri juga diminta untuk memberikan bukti dan kronologi lengkap jika memang ketiga Kapolda tersebut tidak terlibat.
"Yang diberi kewenangan negara untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan itu Polisi. Jadi yang bisa mengklarifikasi Polri sendiri dengan akubtabel dan disertai bukti atau kronologi," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri bakal mendalami dugaan keterlibatan tiga Kapolda terkait kasus mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di kasus Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Ketiga Kapolda itu yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran, Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku pihaknya telah mendapatkan informasi terkait dugaan tersebut.
"Ya dari Timsus (tim khusus Polri) sudah mendapat informasi tersebut," kata Dedi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Dedi memastikan akan mendalami dugaan keterlibatan ketiga Kapolda tersebut
"Timsus nanti akan mendalami apabila memang ada keterkaitan terkait masalah kasus Irjen FS," ujarnya.
Saat ini, kata dia, penyidik fokus pada penuntasan berkas perkara yang sudah masuk dalam tahap P19
"Tim sidik saat ini fokus terkait menyangkut masalah penuntasan 5 berkas perkara yang sudah di P19 oleh JPU (jaksa penuntut umum)," ungkapnya.
Respons Polri Soal Kabar Tiga Kapolda Dikabarkan Dicopot Terkait Obstruction of Justice
Mabes Polri merespons kabar tiga Kapolda dikabarkan dicopot terkait obstruction of justice penyidikan di kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Ketiga Kapolda itu yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran, Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan pihaknya masih belum mendapatkan informasi dari tim khusus (timsus) Polri terkait kabar tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada info dari timsus," kata Dedi saat dikonfirmasi, Rabu (7/9/2022).
Dedi menuturkan pihaknya masih tengah fokus untuk penuntasan berkas perkara terhadap para tersangka kasus pembunuhan berencana dan obstruction of justice di kasus Brigadir J.
"Timsus fokus penuntasan berkas perkara 340 KUHP sub 338 Jo 55 dan 56 serta berkas perkara OJ (Obstruction of Justice) 7 tersangka," pungkasnya.
Terungkap, Ada Kapolda Temui Kamaruddin Simanjuntak Usai Lapor Pembunuhan Brigadir J
Pengacara Keluarga Brigadir Yosua Hutabarat, Martin Lukas Simanjuntak, membocorkan ada kapolda yang menemui Kamaruddin Simanjuntak, koordinator tim kuasa hukum.
Martin mengungkapkan, Kapolda tersebut datang menemui Kamaruddin pada 18 Juli 2022, setelah keluarga melalui kuasa hukum membuat laporan pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
"Ketemu di Jakarta, (Kapolda) datang dari daerah," kata Martin Lukas pada program Apa Kabar Indonesia Malam, tayang di TV One, Selasa (6/9/2022) malam.
Siapa Kapolda yang menemui Kamaruddin Simanjuntak?
Martin enggan untuk membeberkan identitasnya.
Dia tidak tahu siapa yang perintahkan Kapolda datang menemui koordinator kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua.
"Saat itu diminta cooling down (mendinginkan suasana)," ucap Martin Lukas.
Saat ini ada tiga Kapolda yang jadi sorotan karena diduga terlibat menyokong skenario Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Tiga Kapolda itu adalah Kapolda Metro Jaya, Kapolda Sumatera Utara, dan Kapolda Jawa Timur.
Soal tiga Kapolda yang jadi sorotan ini, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di menyebut Timsus dan Itsus sudah mendengarnya.
Dia menyebut Itsus (Inspektorat khusus) akan didalami informasi itu, tapi dia belum mengungkap kapan dilaksanakan.
Pada kasus pembunuhan Brigadir Yosua, awalnya diungkap sebagai tembak menembak, yang diawali terjadinya pelecehan.
Belakangan terungkap bahwa skenario tembak menembak itu tidak ada, yang terjadi justru penembakan searah kepada Brigadir Yosua, hingga akhirnya tewas.
Soal pelecehan yang awalnya disebut terjadi di Duren Tiga, belakangan pun terungkap hal itu tidak terjadi.
Kini setelah laporan dugaan pelecehan di duren tiga dihentikan, muncul lagi klaim bahwa pelecehan terjadi di Magelang, Jawa Tengah.
Hal ini sangat mencuat ketika Komnas HAM mengeluarkan rekomendasinya.
PROFIL 3 Kapolda Disebut Terlibat Kasus Ferdy Sambo, Irjen Fadil Imran hingga Irjen Nico Afinta
Berikut ini profil tiga Kapolda yang diisukan terlibat dalam skenario kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J) yang didalangi mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Ketiga Kapolda itu adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Panca Putra, dan Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta, sebagaimana dilansir Tribunnews.com.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengaku pihaknya telah menerima informasi terkait ketiga Kapolda yang disebut-sebut terlibat dalam skenario Ferdy Sambo.
Namun, Dedi menegaskan hingga saat ini belum dilakukan pemeriksaan pada ketiga Kapolda itu.
"Timsus sudah mendapatkan informasi tersebut, tentunya dari timsus akan mendalami apabila memang ada keterkaitan dengan kasus Irjen FS," ungkap Dedi, Senin (5/9/2022), dikutip dari KompasTV.
"Ya nanti progresnya dari timsus, yang jelas belum (ada pemeriksaan) sama sekali," imbuhnya.
Lantas, seperti apakah profil ketiganya? Berikut Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber:
1. Profil Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran
Sosok Irjen Fadil Imran menjadi sorotan pada awal kasus Brigadir J mencuat lantaran ia sempat bertemu Ferdy Sambo dan memeluk mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
Fadil Imran lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 14 Agustus 1968.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Fadil sudah menjabat Kapolda Metro Jaya sejak 16 November 2020.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.
Selama kariernya di Korps Bhayangkara, Fadil telah menduduki sejumlah jabatan penting.
Dilansir Tribunnews.com, ia pernah menjadi Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri hingga Sahlisosbud Kapolri.
Fadil diketahui sempat menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2008.
Di tahun yang sama, ia dimutasi menjadi Kapolres KP3 Tanjung Priok.
Setelahnya pada 2009, ia kembali ke Polda Metro Jaya sebagai Wadir Reskrimum
Di tahun 2011, Fadil Imran menempati jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.
Tak lama kemudian, di tahun yang sama, ia dimutasi ke Kepulauan Riau menjadi Dirreskrimum Polda Kepri.
Dua tahun di Kepri, Fadil kembali ke Pulau Jawa dan menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Sejak saat itu, karier Fadil terus meningkat.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2015), Dirreskrimsus Polda Metro Jaya (2016), Wadirtipideksus Bareskrim Polri (2016), Dirtipidsiber Bareskrim Polri (2017), Dirtipidter Bareskrim Polri (2018), dan Sahlisosbud Kapolri (2019).
2. Profil Kapolda Sumut Irjen Panca Putra
Irjen Panca Putra sudah menjabat sebagai Kapolda Sumut sejak 24 Februari 2021.
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Panca lahir pada 19 Januari 1969 di Medan, Sumatera Utara.
Ia merupakan lulusan Akpol tahun 1990.
Senada dengan Irjen Fadil Imran, Panca juga berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhirnya sebelum menjadi Kapolda Sumut adalah Kapolda Sulawesi Utara.
Ia pernah menjadi Kapolres Banyumas dan Kapolres Tegal.
Satu tahun berada di tegal, Panca ditarik ke Polda Jateng pada 2011 dan ditunjuk sebagai Wadirreskrimsus.
Di tahun 2012, ia dimutasi menjadi Dirreskrimsus Polda Kalimantan Tengah.
Setelahnya, ia ditunjuk menjadi Dosen Utama STIK Lemdikpol pada 2013.
Kemudian, Panca menjabat sebagai Wadirtipidum Bareskrim Polri pada 2017.
Satu tahun setelahnya, ia ditunjuk menjadi Direktur Penyidikan KPK.
Lalu, di tahun 2020 ia menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
3. Profil Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta
Dilansir Tribunnews.com, Irjen Nico Afinta lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 30 April 1971.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992.
Nico adalah perwira tinggi Polri yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Lulus dari Akpol, ia sempat melanjutkan studi di PTIK dan lulus pada 2001.
Nico juga menempuh kuliah di Universitas Padjajaran Bandung dan meraih gelar S2 serta S3 di bidang Hukum.
Berbarengan dengan meraih gelar S3 di tahun 2016, Nico juga lulus dari Sespimti Polri.
Nico ditunjuk menjadi Kapolda Jatim pada 16 November 2020 menggantikan Irjen Mohammad Fadil Imran.
Penunjukan Nico ini berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020.
Sebelumnya, Nico menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Selatan sejak Mei 2020.
Nico diketahui sempat berada di Polda Metro Jaya selama tujuh tahun, sejak 2006 hingga 2013.
Selama itu, ia pernah menjabat sebagai Kepala Unit Sumdaling Ditkrimsus, Kepala Subdit V Ranmor Ditreskrimum, Kepala Subdit III Umum/Jatanras Ditreskrimum, dan Wadirreskrimum.
Di tahun 2013, Nico dimutasi ke Medan, Sumatera Utara, untuk menjadi Kapolrestabes.
Tiga tahun berada di tanah Toba, tepatnya 2016, ia pun ditunjuk menjadi Kabagbindik Sespimma Sespim Polri Lemdikpol.
Di tahun yang sama, Nico dimutasi sebanyak tiga kali.
Pertama, menjadi Kabagbindik Sespimma Sespim Polri Lemdikpol, lalu Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri, dan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya.
Pada 2017, Nico menjabat sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya.
Setelahnya, ia menjabat sebagai Karobinopsnal Bareskrim Polri (2018), Dirtipidum Bareskrim Polri (2019), dan Sahlisospol Kapolri (2019).
Respon Polda Metro Jaya soal Nama Irjen Fadil Imran Terseret Kasus Kematian Brigadir J
Nama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran disebut-sebut terlibat dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Terkait itu, Polda Metro Jaya tidak mau berkomentar soal terseretnya nama pimpinannya tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mempersilahkan untuk menanyakannya ke Mabes Polri terkait hal itu.
"Tanya Mabes ya, kan yang nanganin Mabes Polri," kata Zulpan kepada wartawan, Selasa (6/9/2022). (*)