News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Lukas Enembe

KONDISI Lukas Enembe Terkini, Alami Susah Bicara dan Tak Bisa Berdiri Lama: Jantung Diperbaiki

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret terbaru Lukas Enembe, Tersangka kasus dugaan gratifikasi Rp 1 Miliar, dirinya mengaku mengalami sakit jantung.

TRIBUNNEWS.COM - Hingga saat ini, Lukas Enembe, belum memenuhi panggilan Komisis Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal tersebut lantaran disebutkan, Lukas Enembe masih dalam kondisi sakit.

Soal sakitnya tersebut, Gubernur Papua tersebut buka suara.

Ditemui di rumahnya di Jayapura, Papua, Lukas Enembe tampak terduduk, dikelilingi sejumlah pria.

Dirinya mengatakan mengalami permasalahan jantung.

Baca juga: Komnas HAM Mengaku Berangkat ke Rumah Gubernur Papua Lukas Enembe Karena Diundang

Lukas Enembe mengaku susah bicara dan tidak bisa berdiri terlalu lama.

Lukas juga mengaku dirinya terserang stroke dan sempat operasi jantung.

"Operasi kemarin, diperbaiki jantung, karena saya bermasalah, jantung," katanya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (1/10/2022).

1.800 personil akan disiagakan

Seperti diketahui kasus Lukas Enembe menyedot perhatian massa, khususnya warga Papua.

Aksi massa pun terjadi lantaran tidak terima, Lukas Enembe ditetapkan tersangka dugaan korupsi oleh KPK.

Diketahui Gubernur Papua Lukas Enembe sudah mangkir dua kali dalam pemeriksaan dugaan suap dan gratifikasi senilai Rp 1 miliar.

Untuk menjaga keamanan dan membantu penanganan kasus, Polri memberikan dukungan untuk KPK.

Dukungan tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri pada Jumat (30/9/2022), diberitakan Tribunnews sebelumnya.

Ia menegaskan kesiapannya mendukung proses hukum yang dilakukan KPK terhadap tersangka korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe.

Untuk itu, kata dia, Polri telah menyiapkan 1.800 personel di Papua jika nantinya KPK meminta bantuan Polri.

"Terkait kasus Lukas Enembe. Kami sudah menyiapkan 1.800 personel di Papua. Dan kami siap untuk membackup apabila KPK meminta," kata Listyo saat konferensi pers di Mabes Polri Jakarta Selatan pada Jumat (30/9/2022).

Listyo juga menegaskan Polri mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi.

"Jadi tentunya kami juga mendukung penuh pemberantasan korupsi," kata Listyo.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam suatu kesempatan. (Dian Mustikawati/Tribun-Papua.com)

Soal kabar kesehatan Lukas Enembe yang bermasalah juga sempat dikatakan oleh kuasa hukumnya, Stefanus Roy Rening.

Pihaknya mengatakan kesehatan Lukas Enembe menurun dan perlu melakukan pengobatan ke luar negeri.

Stefanus Roy Rening mengatakan bahwa Lukas Enembe tidak dapat memenuhi panggilan pemeriksaan dari penyidik KPK pekan depan.

Sebab, kondisi kesehatannya tengah menurun dan tidak memungkinkan untuk menghadiri pemeriksaan KPK, dikutip dari Kompas.com.

"Tadi dokter pribadi (Enembe) juga sudah menyampaikan langsung ke Direktur Penyidikan, Asep Guntur, bahwa Bapak enggak memungkinkan untuk hadir hari Senin," kata Stefanus, Jumat (23/9/2022).

"Agar Pak Gubernur tetap kooperatif makanya kita datang lebih awal untuk menyampaikan itu karena perkembangan kesehatan Pak Gubernur menurut dokter sudah agak menurun," ucap dia.

Pihaknya juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan izin kepada Lukas Enembe berobat ke luar negeri.

Baca juga: Pemuka Gereja KINGMI Papua Minta Lukas Enembe Jujur ke KPK: Supaya Terang Benderang

"Saya atas nama tim hukum Gubernur meminta agar Presiden Jokowi memberikan izin beliau berobat ke luar negeri dalam rangka menyelamatkan nyawa dan jiwa Pak Gubernur," ujar Stefanus.

Ia berharap, Jokowi bisa mengabulkan permintaan itu sehingga Enembe mendapatkan pelayanan kesehatan yang diinginkan.

"Kami tim hukum memandang bahwa kalau langkah-langkah ini tidak diambil oleh negara bisa membuat suasana di Tanah Papua yang tidak harmonis," ucap Stefanus.

"Dengan segala hormat kami kepada Bapak Presiden, atas nama masyarakat di Tanah Papua berikan kesempatan agar Bapak Gubernur jauh dari tekanan ini untuk bisa berobat dan mendapat pelayanan kesehatan," tutur dia.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Irfan Kamil)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini