Laporan Wartawan Tribunnews Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS, JAKARTA- Ketua Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) DKI Jakarta, Reiza Patters meminta adanya keterbukaan tim bayangan yang dibentuk Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Keputusan Nadiem untuk membentuk tim bayangan yang terdiri 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist tersebut dinilai kurang tepat.
"Coba aja cek ratusan orang itu sama Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah sertifikasi berkali-kali sampai S3 siapa yang lebih baik. Persoalannya 400 orang itu tidak bisa dicek. Bisa tidak dibandingkan dengan ASN yang ada?" kata Reiza dalam diskusi dalam diskusi bertajuk 'Siapa (Gak) Yakin Kualitas ASN?', di Jakarta, Sabtu (1/10/2022).
Baca juga: Pengamat Sebut Pembentukan Tim Bayangan Mendikbud Ristek Jadi Cermin Ketidakmampuan Nadiem
Reiza berharap Nadiem buat surat keputusan terkait tim bayangan tersebut, sehingga memperlihatkan struktur yang jelas.
"Berani tidak dia buat surat keputusan beneran, sehingga strukturnya jelas ada orangnya, jangan ngaku vendor dong. Udah jadi masalah baru ngaku vendor," katanya.
Hadirnya tim bayangan tersebut dinilai juga sebagai gambaran ketidakmampuan Nadiem dalam mengelola birokrasi.
"Mestinya dia itu bangun sistem, bangun kultur, dia bangun kebijakan. Sehingga apa yang dia pikirkan bisa sampai ke birokrat. Bukan 400 orang itu yang malah mengerjakan. Lalu ASN itu buat apa?" paparnya.
Polemik ini sendiri ramai setelah Nadiem mengunggah video di media sosial pribadi miliknya Kamis, (20/9/2022) mengumumkan adanya tim bayangan beranggotakan 400 orang di kementerian yang ia pimpin.
Akibat pernyataan itu, Nadiem dapat teguran keras dalam Rapat Komisi X dengan Kemendikbud di Gedung DPR RI, Senin (26/9/2022).
"Kemudian, kami dengar di PBB, Anda dengan bangganya mengatakan ada 400 tim bayangan. Pertanyaan saya, Tim Bayangan yang Anda katakan dengan bangganya di sana itu, apa dampak positifnya untuk Indonesia?" tanya Legislator NTT, Anita Gah.
Dalam rapat tersebut Anita Gah juga berikan kritik untuk Nadiem karena dapatkan tepuk tangan di hadapan PBB. Anita Gah merasa hal itu kontradiksi karena masih banyak guru belum sejahtera di Tanah Air.