Melihat kejadian itu, Slamet meminta Aremania Bantur untuk tidak ikut masuk lapangan lantaran suasana sudah tidak kondusif.
Slamet meminta kepada suporter untuk mengemasi bendera dan meninggalkan stadion.
"Kami instrusikan untuk teman-teman Black Lion dari wilayah Bantur, jangan ikut masalah itu. Ayo ke atas, kemasi bendera," ujarnya.
Listrik Stadion Sempat Mati saat Kerusuhan Terjadi
Slamet mengungkapkan saat dirinya dan suporter Arema FC wilayah Bantur akan keluar, lampu stadion sempat dalam keadaan mati.
Matinya listrik stadion itu, katanya, bersamaan saat petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah lapangan dan stadion.
"Estimasi tiga menit, kami keluar gerbang. Gerbang darurat itu belum dibuka."
"Waktu itu listrik mati. Lampu stadion," ujarnya.
Slamet menyayangkan akan penembakan gas air mata oleh anggota kepolisian ke arah tribun suporter.
Menurutnya, suporter yang berada di area tribun tidak melanggar peraturan apapun lantaran mereka tidak merangsek ke lapangan.
"Tapi kami itu yang di tribun salah siapa?" sesal Slamet.
Baca juga: Sosok 2 Polisi yang Gugur Dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Biasa Bertugas Sebagai Bhabinkamtibmas
Sebagai informasi, jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang mencapai 125 orang.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Minggu (2/9/2022).
"Tadi hasil verifikasi terakhir dengan data yang ada di Dinkes baik kabupaten/kota terkonfirmasi sampai saat ini terverifikasi yang meninggal jumlahnya dari awal diinformasikan 129 orang."