TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengakui dua kader partainya mengundurkan diri setelah NasDem mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Ali menyatakan keputusan untuk mundur itu memang sudah tepat dan Nasdem tak bisa menghalanginya.
Ia pun mengibaratkan pengunduran diri kader sebagai seleksi alam.
"Kata ketua umum, keputusan kemarin ini juga akan menyeleksi loyalitas kader terhadap partai. Jadi, ini akan terjadi seleksi alam," kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: SOSOK Niluh Djelantik yang Mundur dari Nasdem setelah Deklarasi Capres Anies Baswedan
Adapun dua kader NasDem yang mundur itu yaitu Andreas Acui Simanjaya dari Kalimantan Barat dan Ni Luh Djelantik dari Bali.
Berikut sosok dua politisi kawakan itu seperti dirangkum Tribunnews.com:
1. Ni Luh Djelantik
Ni Luh Djelantik mengumumkan diri keluar dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) setelah Anies Baswedan diusung sebagai Capres 2024.
Dikutip dari Tribun Bali, beberapa jam kemudian desainer yang juga merupakan aktivis Bali Ni Luh Djelantik langsung mengunggah pesan perpisahannya lewat Instagram pribadinya @niluhdjelantik pada Senin 3 Oktober 2022.
Ni Luh Djelantik atau Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik merupakan seorang pengusaha dan juga perancang sepatu handmade kulit asal Bali.
Ni Luh Djelantik lahir di Bangli pada tanggal 15 Juni 1975.
Tokoh perempuan asal Bali ini juga dikenal influencer di media sosial.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ni Luh Djelantik sempat mengenyam pendidikan di salah satu SMA di Jakarta pada tahun 1994.
Atas keinginan ibunya, Niluh Djelantik kuliah jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Gunadarma.
Di tahun 1995, Niluh Djelantik mendapatkan pekerjaan profesional pertamanya sebagai operator telepon di sebuah perusahaan tekstil asal Swiss.
Sudah bisa berpenghasilan membuat Ni Luh Djelantik teringat hasratnya ingin memiliki sepatu yang pas di kaki.
Ni Luh Djelantik kerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dalam rangka mengadvokasi para korban dugaan penipuan PMI (Pekerja Migran Indonesia)
Saat ini, Ni Luh Djelantik dan LBH tengah melakukan pemberkasan dari 350 korban tersebut.
Akhir tahun 2001, Ni Luh Djelantik kembali ke Bali dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan fesyen Paul Ropp milik pengusaha Amerika Serikat.
Saat itu Niluh Djelantik dipercaya memegang kendali sebagai Direktur Marketing dan membuat Paul Ropp berkembang pesat.
Di tahun 2002, penjualan naik hingga 330 persen, butik pun bertambah hingga 10 lokasi.
Namun di tahun 2003 Niluh Djelantik meninggalkan pekerjaannya sebagai marketing karena dalam rangka ekspansi perusahaan.
Singkat cerita, setelah meninggalkan pekerjaan dan kembali ke Bali, ia pun memberanikan diri untuk melahirkan produk sepatu bernama 'NILOU' di kawasan Kerobokan.
Nama 'NILOU' terbentuk dari slang lafal Niluh di lidah bule dan menciptakan peluang bertemu dengan Cedric Cador.
Namun, cobaan datang karena nama mereka NILOU yang sudah mendunia ternyata sudah didaftarkan oleh pihak lain yang memaksa Niluh Djelantik membunuh mereka NILOU.
Tahun 2008, Ni Luh Djelantik bangkit dengan membangun lagi usahanya dan memproduksi sepatu bermerek 'Niluh Djelantik'.
Pada tahun 2011, merek 'Niluh Djelantik' telah menembus Global Switzerland yang merupakan sebuah retailer terkemuka di Eropa.
Tak hanya itu, juga membentuk kerjasama dengan retailer terkemuka untuk membuka 'Niluh Djelanti' di Rusia.
Beberapa artis Hollywood pun juga pernah menggunakan karyanya seperti, Gisele Bundchen, Tara Reid, Uma Thurman, Robyn Gibson, Paris Hilton, hingga Julia Roberts.
Tak hanya menjual alas kaki siap pakai, Niluh Djelantik juga memproduksi sepatu custom lewat proses pengepasan ukuran kaki di butiknya di Bali.
Dalam satu bulan, Niluh Djelantik bisa memproduksi 200 pasang sepatu dengan bantuan 15 pengrajin.
Pada Juli 2018, Niluh Djelantik bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Niluh Djelantik kemudian menjadi calon legislatif di partai ini.
2. Andreas Acui Simanjaya
Andreas Acui Simanjaya menyampaikan bahwa dirinya keluar dari keanggotaan dan kepengurusan di DPD Partai Nasdem Kalbar, Selasa 4 Oktober 2022.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Barat ini menyampaikan kepada seluruh jajaran DPD Nasdem Kalbar dan seluruh keluarga besar Nasdem untuk pamit dari keanggotaan menurut pertimbangan juga alasan pribadi.
"Kepada yang terhormat Ketua dan seluruh jajaran DPD Nasdem Kalbar dan seluruh keluarga Besar Nasdem, saya mohon pamit dari Keanggotaan dan Pengurus Partai Nasdem dengan berbagai pertimbangan serta alasan pribadi," kata Andreas Acui Simanjaya seperti dilansir Tribun Pontianak.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jajaran atas semua tingkah lakunya selama ini dan berterima kasih atas kehangatan dan kebaikan keluarga besar Partai Nasdem.
Selain itu ia juga menegaskan sudah menyerahkan surat pernyataan mundur kepada DPD Partai Nasdem Kalbar dan dengan tembusan KPU Kalbar.
"Saya sudah mengundurkan diri dari Keanggotaan dan Kepengurusan di DPD Partai Nasdem Kalbar dengan menyerahkan surat pernyataan Mundur kepada DPD Partai Nasdem Kalbar dengan tembusan KPU Kalbar, "terang
Ia juga mengatakan akan menentukan langkah politik strategis yang sesuai dengan tujuan dan cita-citanya dalam dunia politik untuk bisa membawa manfaat bagi masyarakat luas.
"Kedepannya saya akan menentukan langkah-langkah politik strategis sesuai dengan tujuan dan cita cita saya berkiprah dalam dunia politik yang intinya bisa membawa manfaat bagi aktualisasi diri maupun masyarakat luas, "kata Andreas Acui Simanjaya.
Di sisi lain ia jiga mengatakan tahun-tahun mendatang kondisi politik akan semakin memanas sesuai dengan kontelasi pencalonan Bakal Calon Presiden oleh berbagai Partai Politik, dan menyampaikan pesannya.
"Jaga persaudaraan, berpolitik secara dewasa, tinggalkan politik identitas dan ingat agar cita-cita berdirinya bangsa Indonesia oleh para founding father tidak kita khianati dengan kepentingan politik sesaat terkait Pilpres, "katanya.
"Masyarakat dalam era keterbukaan dan kemudahan mendapatkan informasi agar lebih cerdas mencerna berbagai informasi yang didapat terkait Pilpres, harus mampu membedakan mana yang Hoax mana yang berita bermutu, mana yang bertujuan jahat dan mana yang bertujuan baik, "tambahnya.