TRIBUNNEWS.COM - KSAD Jenderal Dudung Abdurachman buka suara terkait viralnya prajurit TNI menendang Aremania yang turun ke lapangan setelah Arema FC kalah bertanding dengan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
KSAD Dudung pun mengakui memang ada prajurit TNI yang melakukan kekerasan saat tragedi Kanjuruhan tersebut, tapi ia meyakini jika tindakan tersebut pasti ada sebabnya.
Meski demikian, prajurit TNI yang melakukan kekerasan tersebut kini tengah menjalani proses hukum.
"Memang ada yang viral, ada anggota TNI di Kanjuruhan yang melakukan tindakan kekerasan, yang tentunya ada sebabnya juga mungkin. Dan sekarang menjalani proses," kata KSAD Dudung dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (6/10/2022).
Lebih lanjut, KSAD Dudung meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) serta Kepolisian untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Kanjuruhan.
"Kita tunggu dari tim Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), kita tunggu dari Kepolisian juga menyerahkan kepada TGIPF untuk mencari sebenarnya yang terjadi apa," imbuh KSAD Dudung.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, PBHI: Tembakan Gas Air Mata Diduga Ada Perintah Atasan dan Disengaja
Meskipun mengakui adanya kekerasan oleh prajurit TNI, KSAD Dudung menekankan ada juga prajurit TNI yang ikut menolong korban tragedi Kanjuruhan.
Di antaranya menolong membawa para korban dari lapangan ke ambulans, serta ikut membantu saat korban dibawa ke rumah sakit.
"Tentunya kita juga melihat banyak prajurit-prajurit kita yang menolong masyarakat, dari mulai di lapangan sampai ke kendaraan ambulans. Bahkan sekarang di rumah sakit, kita juga yang menolong," ungkap KSAD Dudung.
KSAD Dudung pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada prajurit TNI yang ikut menolong korban Kanjuruhan.
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Media AS Sebut Polisi Indonesia Kurang Terlatih & Sangat Militeristik
Ia juga akan menemui prajurit TNI tersebut secara langsung untuk mengecek langsung anggotanya.
Sekaligus menemui masyarakat yang menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan.
"Ya saya pun akan melihat ke sana, saya akan berangkat ke Malang. Saya akan melihat masyarakat-masyarakat yang terluka. Saya juga akan berbela sungkawa kepada masyarakat yang meninggal."
"Saya juga akan mengecek anggota di sana yang sudah menolong, tentunya saya juga akan mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota, yang selama ini sudah banyak membantu masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Poin-poin Arahan Presiden Jokowi Soal Tragedi Kanjuruhan: Evaluasi Menyeluruh hingga Bentuk TGIPF
5 Prajurit TNI Diperiksa Buntut Tindak Kekerasan di Kanjuruhan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan ada lima orang prajurit TNI yang diperiksa.
Pemeriksaan tersebut adalah buntur dari kekerasan yang dilakukan mereka kepada para penonton laga Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Lima prajurit TNI tersebut diduga melakukan tindakan kekerasan yang berlebihan dan di luar batas kewenangan.
Dari lima prajurit yang diperiksa, empat di antaranya sudah mengakui kesalahannya.
Baca juga: Kapolres Malang Dicopot Buntut Tragedi Kanjuruhan, Sara Institute: Tak Perlu Tendensius pada Polri
"Sejauh ini yang prajurit kita periksa ada lima. Diperiksa ini karena sudah ada bukti awal."
"Dari lima ini, empat sudah mengakui. Tapi, yang satu belum," kata Andika, Kamis (6/10/2022).
Meski demikian pihaknya mengaku akan terus menindaklanjuti dengan mengumpulkan sejumlah bukti.
"Tapi kami enggak menyerah. Kami terus minta info dari siapapun juga. Siapapun yang punya video," tegasnya.
Baca juga: LPSK Minta Perekam Video Tragedi Kanjuruhan yang Diduga Sempat Diculik Segera Ajukan Perlindungan
Andika mengatakan, empat orang yang diperiksa berpangkat Sersan II dan satu diataranya Prajurit I.
Pihaknya juga menyatakan sedang memeriksa pimpinan dalam perkara ini.
"Selain itu kita juga sedang memeriksa unsur pimpinan. Kita memeriksa juga yang lebih atasnya. Prosedur apakah yang mereka lakukan? Apakah mereka sudah mengingatkan? Dan seterusnya."
"Ini sampai dengan tingkat Komandan Batalion-nya yang ada juga di situ,"tutur Andika.
Baca juga: Jokowi Pesan Jangan Ada yang Ditutupi, Polri Jelaskan Kenapa Belum Ada Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Andika pun menyebut insiden ini sebagai bentuk evaluasi, terkhusus bagi para prajuritnya agar tidak terulang kembali tindakan diluar batas kewenangan.
"Ini juga sebagai bentuk evaluasi, karena enggak boleh terjadi."
"Berarti kan briefing, penekanan tentang batas kewenangan TNI dalam bertindak, walau pun kita hanya BKO (Bawah Kendali Operasi), itu berarti tidak berjalan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Milani Resti)
Baca berita lainnya terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.