"Kalau dari internal kami Demokrat masih ingin AHY maju pilpres, tetapi maju kan bisa menjadi capres, cawapres," ujar Herzaky ditemui di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).
Meski begitu, kata Herzaky, AHY tidak memungkiri Demokrat butuh partai politik (parpol) lain untuk berkoalisi.
Apalagi mengingat ambang batas presiden atau presidential threshold saat ini sebesar 20 persen.
Sedangkan Demokrat baru memiliki 9,36 persen kursi parlemen yang membuat mereka harus berkoalisi dengan partai politik lain di parlemen.
Herzaky menegaskan Demokrat menghargai pilihan NasDem yang mendorong Anies maju sebagai Capres 2024.
Menurut dia deklarasi dukungan itu merupakan hak partai politik (parpol) dalam mengambil keputusan.
"Ada beberapa hal yg ingin kami sampaikan dulu. Demokrat menghormati kemandirian dan independensi tiap parpol dalam proses pengambilan keputusan karena ini sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh partai Demokrat," ucap dia.
NasDem: Anies yang Pilih Cawapres
Partai NasDem menyerahkan sepenuhnya kepada Anies Baswedan untuk menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya di pilpres 2024.
Politikus senior NasDem Zulfan Lindan mengatakan pihaknya mempersilahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat untuk mendiskusikan dengan Anies terkait cawapres itu.
"Soal cawapres kita serahkan sepenuhnya kepada Anies supaya tidak ada persoalan koalisi. Silakan PKS, Demokrat diskusilah dengan Anies," kata Zulfan dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022).
Zulfan menuturkan selanjutnya Anies akan berkordinasi dengan NasDem apabila mendapatkan pendampingnya di 2024.
"Kalau Anies kedua partai ini dapat bentuknya siapa orangnya jadi cawapres baru dikoordinasikan dengan NasDem," ujarnya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.