TRIBUNNEWS.COM -- Teka-teki keberadaan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat tragedi Kanjuruhan , Sabtu (1/10/2022) akhirnya terungkap.
Pada saat terjadi kericuhan yang menewaskan 131 orang, AKBP Ferli Hidayat berada di luar stadion Kanjuruhan memimpin pengamanan lokasi.
Anggota komisi kepolisian nasional (Kompolnas) Albertus Wahyurudhanto usai turun ke lapangan untuk mengungkap fakta-fakta tragedi Kanjuruhan.
Diceritakan Albertus Wahyu, di laga derby Arema Vs Persebaya itu, Kapolres Malang AKBP Ferli HIdayat menerjunkan sekitar 600 personilnya dari total sekitar 1000 personie yang dimiliki.
Karena jumlah tersebut kurang, AKBP Ferli lalu berkirim surat ke Polda Jatim untuk meminta tambahan personel.
Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema vs Persebaya Buka Suara: Sudah Ingatkan Polisi Soal Gas Air Mata
Akhirnya ada tambahan dari polres-polres sekitar, brimob dan TNI sehingga total ada 2.000 orang aparat.
Mereka tidak semua di dalam lapangan, termasuk personil Brimob.
Saat itu, AKBP Ferli sudah menyiapkan mobil baracuda untuk mengangkut para pemain Persebaya.
"Ini untuk sepakbola tidak lazim di seluruh dunia. Tapi untuk mengamankan karena diperkirakan suasana fanatisme suporter yang euforia bisa tak terkendala," kata Wahyu dikutip dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam, TVOne, Rabu (5/10/2022).
Dalam perhitungan AKBP Ferli, setelah pertandingan selesai, para pemain Persebaya itu langsung bisa masuk mobil baracuda sehingga ke luar stadion dengan aman.
Namun, saat itu pelatih justru membawa mereka ke kamar ganti lebih dahulu, bahkan meminta jumpa pers dulu.
AKhirnya 15 menit kemudian, pemain Persebaya baru masuk ke moil baracuda dan jalannya harus terhambat.
"Saat itu Kapolres (AKBP Ferli Hidayat) ada di luar stadion. Di dalam ada pengamananan," ungkap Wahyu.
Tiba-tiba setelah itu Kapolres mendapat informasi ada kejadian penembakan gas air mata.